Masuki Arus Mudik 2025, Sejumlah Daerah Masih Terendam Banjir

Masuki Arus Mudik 2025, Sejumlah Daerah Masih Terendam Banjir

Nasional | okezone | Kamis, 27 Maret 2025 - 14:29
share

JAKARTA - Idulfitri 1446 H/lebaran 2025 tinggal hitungan hari. Masyarakat yang merantau pun berbondong-bondong untuk kembali ke kampung halaman. 

Namun, di tengah hiruk-pikuk mudik lebaran, sejumlah daerah masih terendam banjir. Salah satunya warga Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Hujan deras sejak Senin (24/3/2025) menyebabkan debit Sungai Laa meluap, menggenangi permukiman warga di dua kecamatan, yaitu Petasia Barat dan Petasia Timur.

"Akibat bencana ini, sebanyak 1.408 KK atau 4.732 jiwa terdampak, dengan 22 KK (69 jiwa) terpaksa mengungsi ke Balai Desa Bunta. Selain pemukiman warga, infrastruktur publik juga mengalami kerusakan, termasuk 186 unit rumah, 11 fasilitas pendidikan, tujuh tempat ibadah, dua fasilitas kesehatan, dan tiga pasar," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya, Kamis (27/3/2025). 

Hal serupa juga terhadi di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Daerah tersebut mengalami dampak bencana yang cukup besar. 

Banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak Kamis (13/3) menelan korban jiwa, dengan dua orang meninggal dunia, satu orang hilang, dan satu lainnya mengalami luka berat.  

"Sebanyak 5.337 jiwa terdampak, sementara ratusan rumah serta fasilitas umum mengalami kerusakan akibat terjangan banjir dan longsor," ujarnya. 

 

Di Provinsi Kalimantan Selatan, Kabupaten Banjar masih menghadapi dampak banjir yang cukup luas. Bencana yang melanda sejak Jumat (17/1) ini masih berdampak di 11 kecamatan dan 118 desa. 

"Hingga saat ini, tercatat 1.461 KK atau 4.445 jiwa terdampak, dengan 14 KK (35 jiwa) masih mengungsi. Kerusakan akibat genangan air juga cukup signifikan, dengan 1.167 unit rumah terdampak," ucapnya. 

Hingga Rabu, (26/3) pukul 16.00 WITA, debit air mengalami penurunan di sebagian lokasi terdampak, dan beberapa wilayah sudah surut. 

Tak hanya di Kalimantan Selatan, banjir juga masih berdampak luas di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Hingga saat ini, sebanyak 3.336 kepala keluarga (KK) atau 11.800 jiwa terdampak akibat bencana yang terjadi sejak Jumat (7/3). 

Pada Rabu, (26/3) pukul 18.00 WIB, kondisi banjir di beberapa wilayah masih belum surut dengan debit air yang stabil. Di Kecamatan Pangkalan Kerinci, banjir masih menggenangi Desa Kuala Terusan, Desa Rantau Baru, Desa Pangkalan Kerinci Timur, Desa Pangkalan Kerinci Barat, dan Desa Pangkalan Kerinci Kota dengan tinggi muka air (TMA) berkisar antara 50-100 cm. 

 

Sementara itu, di Kecamatan Langgam, Desa Langgam mengalami banjir dengan TMA 30-60 cm, sedangkan Desa Tambak dan Desa Gondai masing-masing tergenang dengan TMA 40-70 cm dan 20-70 cm. Di Kecamatan Pelalawan, banjir juga masih melanda Desa Sering (TMA 30-70 cm), Kelurahan Pelawan (TMA 40-70 cm), Desa Kuala Tolam (TMA 50-100 cm), Desa Sungai Ara (TMA 30-70 cm), serta Desa Rangsang (TMA 50-100 cm). Wilayah lainnya, di Kecamatan Pangkalan Kuras, banjir masih bertahan di Desa Kemang dengan TMA 30-70 cm. Kondisi ini menunjukkan bahwa wilayah terdampak banjir masih dalam keadaan siaga dengan ketinggian air yang belum mengalami penurunan signifikan.

Situasi yang hampir serupa juga terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Banjir yang melanda sejak Jumat, (14/3) dipicu intensitas hujan tinggi yang menyebabkan pasang air laut yang mengakibatkan sebanyak 5.148 kepala keluarga (KK) atau 18.619 jiwa terdampak banjir, dengan 105 KK (335 jiwa) terpaksa mengungsi. Selain permukiman warga, banjir juga merendam fasilitas pendidikan, rumah ibadah, lahan perkebunan, serta jalan utama yang menghubungkan beberapa wilayah.

Topik Menarik