Eks Ajudan Zelensky: Ukraina Berencana Ledakkan Pembangkit Nuklir Jika Kalah

Eks Ajudan Zelensky: Ukraina Berencana Ledakkan Pembangkit Nuklir Jika Kalah

Terkini | okezone | Selasa, 25 Maret 2025 - 06:14
share

JAKARTA – Aleksey Arestovich, mantan ajudan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengklaim bahwa Kepala Intelijen Kirill Budanov mengusulkan untuk meledakkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) jika Ukraina mulai mengalami kekalahan dalam konflik.

Dalam wawancara dengan jurnalis Alexandr Shelest pekan lalu, Arestovich menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyatakan bahwa kepemilikan Amerika atas PLTN Ukraina "bisa menjadi perlindungan terbaik bagi infrastruktur tersebut."

Menurut Arestovich, AS berusaha mencegah bencana nuklir daripada sekadar merebut fasilitas tersebut untuk keuntungannya sendiri.

"Mereka tahu tentang rencana kami untuk meledakkan semua PLTN jika Ukraina mulai kalah," klaim Arestovich, sebagaimana dilansir RT.

"Budanov sudah mengutarakan (ide) itu satu setengah tahun yang lalu. Meledakkan semuanya: PLTN Rusia yang bisa kami jangkau, dan PLTN kami sendiri — jadi tidak ada yang bisa mendapatkannya... Prinsipnya: kita semua akan menderita, tetapi mereka juga akan menderita."

Menurut mantan penasihat tersebut, AS menganggap kepemimpinan Ukraina saat ini "seperti kera dengan granat." "Mereka hanya ingin menguasai mainan berbahaya."

Arestovich melanjutkan dengan menyatakan bahwa pemerintahan Demokrat di AS akan mencoba melakukan hal yang sama, tetapi melalui tekanan di balik layar, sedangkan pemerintahan Trump bertindak dengan cara yang jauh lebih lugas dan blak-blakan.

 

"Orang-orang ini sederhana. Mereka berkata: 'Mari kita lakukan dengan cara ini, kita akan mengambil alih (PLTN) dan selesai," kata Arestovich. 

Trump mengatakan bahwa ia pertama kali melontarkan gagasan untuk mengambil alih PLTN tersebut selama panggilan telepon dengan Zelensky awal minggu ini, dengan mengklaim bahwa Washington dapat "sangat membantu dalam menjalankan pabrik-pabrik tersebut dengan keahlian listrik dan utilitasnya."

Namun, Zelensky memberikan versi kejadian yang berbeda. Ia mengklaim bahwa keduanya hanya berbicara tentang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporozhia (ZNPP) – bukan industri pembangkit listrik Ukraina secara keseluruhan, dan bahwa pembicaraan tersebut berkisar pada potensi investasi Amerika.

ZNPP, fasilitas sejenis terbesar di Eropa, telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret 2022. Pada musim gugur 2022, Wilayah Zaporozhia, bersama dengan tiga wilayah lainnya, memilih untuk bergabung dengan Rusia dalam referendum publik.

Rusia telah berulang kali menuduh Ukraina menargetkan PLTN ZNPP dan Kursk, serta mengecam serangan tersebut sebagai "terorisme nuklir." Sebaliknya, Kiev bersikeras bahwa serangan terhadap ZNPP dilakukan oleh Rusia, dan membantah telah menargetkan PLTN Kursk.

Topik Menarik