Filosofi Gelar Pendiri Majapahit Usai Singkirkan Tentara Cina dari Pulau Jawa
Raden Wijaya penguasa sekaligus pendiri Kerajaan Majapahit mendapat gelar istimewa. Pada Kakawin Pararaton Raden Wijaya mendapat gelar Sri Krtarajasa saja. Sedangkan pada Kakawin Nagarakretagama, ia mendapat gelar Sri Krtarajasa Jayawardhana sebagaimana disebutkan Kakawin Nagarakretagama Pupuh 45, bait 1, baris 3 - 4.
Gelar penobatannya sebagai raja didapat Raden Wijaya usai keberhasilannya mengusir musuh, yakni Pasukan Tartar Mongol dari dataran Cina di Pulau Jawa. "Siniwing pura ri majhāpahit anurāga jaya ripu, tinělah nṛpa kṛtarājasa jayawardhana nṛpati", demikian tulisan di Kakawin Nagarakretagama yang artinya "Dipertuan dalam Kota Majhapahit, diberkati kemenangan terhadap musuh, Tersebutlah (gelarnya) Nrpa Kṛtarājasa Jayawardhana [sebagai] raja".
Makna filosofis gelar Krtarajasa Jayawardhana ini dijumpai dalam Prasasti Balawi berangka tahun 1305, yang berisikan krta bermakna Sri Baginda Raden Wijaya memperbaiki seluruh Pulau Jawa dari kekacauan yang ditimbulkan oleh penjahat durjana, serta menjadikan rakyat berbahagia.
Dikisahkan pada "Pararaton Biografi Para Raja Singhasari - Majapahit", gelar räjasa bermakna ia yang mengubah kegelapan menjadi terang-benderang, sedangkan ketenangan hanya didapat setelah mencapai ke-menangan. la menghancurkan musuh di tempat tinggalnya, dan baru berhenti ketika musuh berhasil dilenyapkan.
Berikutnya, kata jaya bermakna ia yang mempunyai lambang kemenangan yang diteguhkan oleh para dewa berupa senjata berujung mata tiga. Dengan lambang kemenangan ini tentulah ia dapat mengalahkan musuh. Terakhir kata wardhana bermakna Sri Baginda menghidupkan segala agama, selanjutnya melipatgandakan hasil bumi, sehingga rakyat pun bersuka-ria.
Selain Pararaton, naskah lain yang menyebut Raden Wijaya bergelar Sri Krtarajasa adalah Kidung Harsawijaya. Sedangkan Kidung Ranggalawe menyebut, Raden Wijaya memakai gelar penobatan Apañji Wijayakrama.
