Presiden Prabowo Prihatin Lihat Timnas Indonesia Tumbang 1-5 dari Australia

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto turut prihatin melihat Tim Nasional (Timnas) Indonesia kalah 1-5 dari Australia di matchday ketujuh Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Meski begitu, Prabowo percaya Timnas Indonesia bakal bangkit.

Pasalnya Prabowo tahu Timnas Indonesia yang sekarang banyak diisi pemain naturalisasi baru dan tim kepelatihan yang baru. Karena itu, ia yakin pada laga selanjutnya Timnas Indonesia bisa meraih hasil yang lebih baik.

1. Prihatin dengan Kekalahan Garuda

Diketahui, Timnas Indonesia kalah melawan Australia dengan skor 1-5 saat berlaga di Sydney Football Stadium pada Kamis, 20 Maret 2025 sore WIB. Prabowo yang turut menyaksikan perjuangan Marselino Ferdinan cs pun merasa prihatin karena Garuda kalah telak dari Australia.

"Mungkin kita masih prihatin tim nasional sepak bola kita belum berhasil tapi kita yakin pasti akan lebih baik di saat-saat akan datang," kata Prabowo di tengah sambutannya pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, dikutip Minggu (23/3/2025).

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan bahwa kekalahan Timnas Indonesia wajar karena harus bermain dengan tim baru, bahkan pelatih baru.

2. Optimis Bakal Bangkit

"Ini juga tim yang baru, pelatih baru, tim taktis baru, jadi saya percaya kita akan mencapai hal yang baik," sambung Prabowo.

Meski begitu, Prabowo mengatakan bahwa sepak bola ini adalah sesuatu yang penting dan bisa menyatukan rakyat Indoensia.

"Kita memang merasakan bahwa sepak bola itu menggambarkan tekad kita, menggambarkan semangat kita. Indonesia tidak boleh dianggap remeh oleh bangsa manapun di dunia. Termasuk terutama di hal-hal seperti olahraga," pungkasnya.

Selanjutnya, Timnas Indonesia akan menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Selasa 25 Maret 2025 malam WIB. Pasukan Patrick Kluivert wajib meraih kemenangan di laga tersebut jika ingin tetap menjaga asa ke Piala Dunia 2026.

Sebab Timnas Indonesia saat ini duduk di posisi empat dengan enam poin, sama seperti Bahrain dan China. Sementara Australia di urutan dua dengan 10 poin, hanya unggul satu angka dari Arab Saudi yang menghuni posisi tiga.