Surya Saputra Hadapi Peran Paling Emosional di Surga Ditelapak Kaki Bapak
JAKARTA - Memerankan sosok ayah bukanlah hal baru bagi Surya Saputra. Baik di layar kaca maupun layar lebar, dia selalu sukses menghidupkan karakter seorang ayah dengan segala tantangan hidupnya.
Namun dalam film “Surga Ditelapak Kaki Bapak”, Surya menghadapi tantangan berbeda dan emosional. Dia harus mendalami peran sebagai Nawawi, seorang suami sekaligus ayah yang tiba-tiba kehilangan istrinya untuk selamanya. Hal ini memaksanya untuk segera berdamai dengan perasaan kehilangan yang begitu mendalam.
Film ini menyoroti perjalanan Nawawi dan kedua anaknya dalam menghadapi perubahan hidup yang drastis. Mereka harus belajar beradaptasi dengan keadaan baru, meski dihantui duka yang masih membekas.
Tak hanya mengeksplorasi rasa kehilangan, karakter Nawawi juga menampilkan perjuangan seorang ayah dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Dengan hati yang masih berantakan, dia tetap harus tegar demi kedua anaknya. Kompleksitas emosional inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi Surya Saputra dalam membawakan perannya kali ini.
"(Eksplorasi) lebih ke rasa kehilangannya sih. Pak Nawawi ini di keluarga yang middle low, berjuang di kerasnya kehidupan untuk menghidupi keluarganya, tapi ada aja yang nggak pas, nggak terpenuhi. Itulah kita laki-laki, berjuang untuk keluarga, tapi kadang-kadang kita yang menepuk bahu sendiri 'kamu kuat'," katanya ditemui Okezone.com di Jakarta, belum lama ini.
Surya Saputra membutuhkan waktu cukup lama untuk berdamai dengan perasaan kehilangan. Hal ini menjadi pengalaman berharga baginya ketika memerankan Nawawi, sosok ayah yang harus segera beradaptasi agar hidupnya tetap berjalan, meski dihantui duka yang mendalam. Peran ini memberinya tantangan baru, memahami bagaimana kehilangan bisa mengubah seseorang, sekaligus mengajarkan bahwa hidup harus terus berlanjut, tak peduli seberapa besar luka yang tertinggal.
"Gue di sini berasa banget ketika kehilangan dan harus beradaptasi dengan berjalan cepat. Gue termasuk orang yang kalau merasakan kehilangan lama banget, bisa berbulan-bulan, bahkan bertahun. Sedangkan di sini, diingatkan 'Ayo gue harus kerja, gue harus take care apa yang kemarin ditinggalkan sama istri.' Jadi, rebound-nya cepat. Itu bukan gue banget tuh, gue rebound-nya lama. Itu baru sih buat gue," ucapnya.