3 Negara Krisis Beras dan Harga Tembus Rp100 Ribu/Kg, Mentan: Indonesia Stabil

3 Negara Krisis Beras dan Harga Tembus Rp100 Ribu/Kg, Mentan: Indonesia Stabil

Ekonomi | okezone | Kamis, 20 Maret 2025 - 07:28
share

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyoroti krisis beras di Kawasan Asia seperti Jepang, Malaysia dan Filipina. Harga beras di negara tersebut hampir menyentuh Rp100.000 per kilogram (Kg). 

1. Harga Beras Indonesia 

Mentan menyebut, Indonesia patut bersyukur dengan stabilitas harga yang juga diikuti dengan kenaikan harga pembelian pemerintah atau HPP gabah sebesar Rp6.500/kg. Dia menyampaikan bahwa situasi ini patut terus dijaga.

“Di tingkat global sedang terjadi krisis pangan. Jepang harga beras hampir Rp100.000/kg. Malaysia ribut dengan beras, begitu juga Filipina yang mengalami krisis beras. Tiga negara tetangga ini sudah krisis beras. Alhamdulillah, harga beras di Indonesia stabil,” kata Mentan, Kamis (20/3/2025).

2. Jaga Ketahanan Pangan 

Mentan menjelaskan, upaya menjaga ketahanan pangan mutlak dilakukan demi keberlangsungan negara. Apalagi diperlukan langkah dan kebijakan menangani pangan di tengah berbagai tantangan konflik gobal dan perubahan iklim.

“Pangan adalah isu strategis yang memengaruhi stabilitas negara. Secanggih-canggihnya Jepang membuat motor, pesawat terbang, tapi kalau berasnya tidak ada itu negara akan bermasalah, lihat negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina yang menjadi pusat penelitian beras, juga bermasalah,” ungkapnya.

3. Apresiasi Kerja Petani 

Mentan mengatakan, ketersediaan beras dan stabilitas harga yang berlaku saat ini merupakan buah kerja keras para petani dan juga dukungan berbagai pihak dalam mempertahankan Indonesia sebagai salah satu penghasil beras terbesar di dunia.

Selain itu, pencapaian ini juga tidak terlepas dari kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, serta dukungan dari berbagai pihak terkait. Mentan Amran menekankan pentingnya kerja sama ini untuk memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga.

“Alhamdulliah pangan Indonesia kuat berkat kerja keras para petani yang berhasil mengolah lahan intensifikasi dan ekstensifikasi seperti cetak sawah, optimasi lahan, perluasan areal tanam, pompanisasi, dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus terus bekerja keras dan berkolaborasi untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia,” ungkapnya.

 

4. Transformasi Pertanian 

Untuk menjaga produksi nasional, Mentan menyebut pemerintah terus menggalakkan transformasi pertanian tradisional ke modern. Langkah-langkah konkret yang diambil antara lain pendistribusian traktor roda dua dan empat, combine harvester, drone penebar benih, mesin tanam, mesin panen, serta pembangunan gudang yang terintegrasi dengan produksi.

Mentan Amran menambahkan semua ini dilakukan untuk mengimbangi lonjakan jumlah penduduk Indonesia yang mengalami kenaikan 3,5 juta orang pertahun atau 35 juta orang dalam 10 tahun.

“Kalau 10 tahun 35 juta, kira-kira pangannya dari mana? Kalau lahan tetap dan konsumsi bertambah kira-kira apa yang terjadi. Pangan bermasalah negara bermasalah. Karena itu sekarang kita lagi kerja dan hasilnya sudah ada, bayangkan kalau hal ini terjadi seperti Malaysia, di mana penduduk kita 10 kali lipat dari mereka. Kita ini 280 juta jiwa,” katanya.

5. Stok beras 

Sebagai informasi, cadangan beras pemerintah atau CBP saat ini mencapai 2,2 juta ton atau yang terbesar di sepanjang sejarah. Angka tersebut dipastikan bertambah besar seiring panen raya yang dilakukan para petani di sejumlah sentra.

Untuk diketahui, Indonesia juga memastikan tidak akan melakukan impor beras pada tahun 2025 ini. Selain itu, pemerintah tengah menargetkan capaian swasembada pada tahun 2026 mendatang.

Topik Menarik