Sebelum Jadi Raja Majapahit Jayanagara Muda Punya Sederet Kontroversi

Sebelum Jadi Raja Majapahit Jayanagara Muda Punya Sederet Kontroversi

Nasional | okezone | Kamis, 23 Januari 2025 - 08:26
share

RADEN Wijaya digantikan anak laki-lakinya Jayanagara dalam memerintah di Kerajaan Majapahit. Saat naik tahta sebagai raja, konon Jayanagara masih berusia 16 tahun dengan sederet kontroversinya. 

Sejak kecil Jayanagara memang memiliki sifat kurang bagus dan tidak disukai oleh istri lain dari Raden Wijaya. 

Semasa kecil Jayanagara konon dipanggil Kala Gemet atau lawan yang ringkih, akibat sifat buruknya itu. Dari sana terlihat gambaran bagaimana watak dari Jayanagara kala muda. Meski memiliki wajah tampan, fisik kuat, otak cerdas, tapi kepribadian dan tingkah lakunya tidak baik.

Konon suatu ketika Tribhuwana dan Rajadewi Maharajasa, anak Raden Wijaya hasil pernikaha dengan Gayatri bermain bersama Jayanagara, Tribhuwana datang mengadu ke Gayatri dengan hidung berdarah. Darah itu disebabkan pertengkarannya dengan Jayanagara, karena melindungi sang adik Rajadewi Maharajasa karena hendak merusak mainan sang adik.

Dikisahkan Earl Drake pada bukunya "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit", saat diminta menjelaskan perbuatannya, Jayanagara kecil membela diri dengan kebohongan - kebohongan yang bertentangan dengan kesaksian kedua anaknya dan para pengasuhnya. Agaknya hubungan antara kedua anak Raden Wijaya dari ibu yang berbeda ini tak terlalu akur. 

Puncaknya ketika Jayanagara menyakiti anjing kecil peliharaan Tribhuwana di depan matanya sendiri, keberanian Tribhuwana kecil mengadu kepada Raden Wijaya, yang berulangkali Jayanagara menyakiti hewan peliharaannya membuat Gayatri juga akhirnya melarang anak itu bermain bersama dengan Jayanagara, tanpa sepengetahuan langsung dari orang tuanya. 

Maka tak heran ketika tampuk kepemimpinan Majapahit diserahkan kepada Jayanagara di usia yang masih 16 tahun. Beberapa pihak sangsi akan kepemimpinan Jayanagara, namun karena Jayanagara merupakan anak laki-laki satu-satunya dari Raden Wijaya membuat keputusan itu tak bisa diganggu gugat. 

 

Ketika Jayanagara menjadi raja pasca Raden Wijaya mangkat, tak seorang pun tahu kepada siapa Jayanagara muda harus meminta nasehat. Sebab ia tak pernah dekat dengan ayahnya, meski sangat berbakti dengan ibunya yang bernama Dyah Petak. Bahkan Dyah Petak yang merupakan putri Melati ini begitu memanjakannya sejak kecil. 

Setelah ibunya meninggal, ia tak pernah dekat dengan ibu tirinya Tribhuwana, yang juga tak disukainya karena perempuan itu berusaha menumbuhkan disiplin dan tanggungjawab moral dalam diri Jayanagara.

Tapi di sisi lain, Jayanagara muda punya sifat yang mengesankan. Ia terkenal pemberani dan seroang ahli strategi perang. Sosoknya juga gemar dan jago berkelahi. Bahkan konon ia sangat menikmati ketika berada di tengah para prajuritnya dan di medan pertempuran. 

Tampaknya keahlian ini membuat kedudukannya cukup stabil pada masa awal-awal jabatannya. Bahkan ia berhasil menumpas satu demi satu pemberontakan. Menurut beberapa sumber, terjadi sebanyak 12 kali pemberontakan, meskipun jumlah sesungguhnya sulit dipastikan. 
 

Topik Menarik