Nataru Berlangsung Aman, Usman Hamid Akui Sempat Khawatir dengan Insiden Global
JAKARTA - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengaku sempat khawatir situasi libur Natal 2024 dan tahun baru (Nataru) 2025. Kekhawatirannya itu muncul karena melihat situasi global, yang terjadi Perancis dan Nigeria.
Semua itu sirna, karena perayaan Nataru di Indonesia berjalan aman dan kondusif. Ia menyampaikan rasa syukur dan kondisi tersebut tidak terlepas dari peran penting kepolisian dalam menjaga kondusivitas keamanan.
Keamanan dan kenyamanan itu dirasakan sendiri oleh Usman dalam liburannya selama Nataru di sejumlah daerah Wonosobo, Dieng, Salatiga, Magelang, Pekalongan dan Yogyakarta. Bahkan, perjalanannya itu lewat jalur darat, dan aman.
Usman mengaku menikmati malam tahun baru di Jakarta, bahkan dirinya ikut berbaur bersama masyarakat memadati kawasan Jalan MH. Thamrin dan Sudirman, Jakarta Pusat. Di lokasi itu dilakukan car free nigth dan diramaikan berbagai panggung hiburan.
"Malam tahun baru kami jalan di sepanjang Jalan MH. Thamrin dan Sudirman yang ditutup. Dari sekian banyak panggung, kami pilih depan Sarinah karena ada konser Feby Putri. Aman juga," ujar Usman dalam keterangannya, dikutip Jumat (3/1/2025).
Selepas malam tahun baru, pria yang juga aktif sebagai dosen dan aktivis itu baru melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta, Magelang, dan Semarang.
"Selain cuaca, ada sedikit kekhawatiran sih seperti insiden perayaan tahun baru di Perancis atau Natal di Nigeria. Tapi alhamdulillah, libur Natal dan Tahun Baru 2025 lancar dan aman. Apresiasi untuk petugas lapangan Polri," katanya.
Sebagai informasi, perayaan tahun baru di Perancis diwarnai dengan aksi kekerasan, termasuk pembakaran ratusan mobil, yang menyebabkan banyak orang ditangkap. Misalnya di Lyon, kericuhan terjadi setelah seorang balita mengalami cedera parah akibat percikan kembang api.
Kepolisian Perancis menerjunkan 10.000 personel untuk mengamankan ibu kota, dengan total 100.000 petugas yang dikerahkan di seluruh negara.
Sedangkan di Nigeria, sejumlah tragedi terjadi saat acara amal Natal yang mengakibatkan puluhan orang, termasuk anak-anak tewas akibat saling dorong saat perebutan bantuan. Selama seminggu perayaan Natal, tercatat 32 orang dewasa dan 35 anak-anak meninggal dalam insiden tersebut.