Profil Yos Suprapto, Seniman Yogyakarta yang Pamerannya Dibatalkan di Galeri Nasional
JAKARTA - Profil Yos Suprapto, seniman Yogyakarta yang pamerannya dibatalkan di Galeri Nasional, akan dibahas lengkap dalam artikel ini.
Yos Suprapto direncanakan akan membuka pameran lukisan di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, dari 19 Desember 2024 sampai 19 Januari 2025.
Namun, kegiatan tersebut batal tiba-tiba dilaksanakan karena kurator dari pihak Galnas disebut keberatan terhadap beberapa karya yang hendak ditampilkan Yos.
Yos Suprapto menanggapi pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut lima lukisan berisi muatan politis yang tendensius. Menurutnya, Fadli Zon tak paham akan bahasa seni maupun bahasa budaya.
“Kalau Fadli Zon mengatakan itu adalah ungkapan politik yang tendensius, berarti dia tidak paham dengan bahasa seni atau bahasa budaya," kata Yos saat jumpa pers di Kantor YLBHI, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Yos menegaskan, lukisannya itu memperlihatkan fakta objektif yang menggambarkan kondisi sosial dan budaya di Indonesia saat ini. Misalnya, kata dia, lukisan Raja Jawa yang tengah berposes menginjak sejumlah orang.
Visi Misi Acep-Gita di Debat Pamungkas: Bangun Sistem Kewilayahan Berkeadilan dan Sejahtera
“Lukisan yang saya gambarkan itu lukisan memang menyatakan penguasa raja jawa yang kakinya bertumpuh di atas punggung rakyat kecil,” tutur Yos.
Pria kelahiran Surabaya, 26 Oktober 1952, ini dikenal sebagai pelukis yang kerap menyuarakan kritik sosial dan isu lingkungan melalui karyanya. Sejak usia muda, Yos telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah sosial. Yos pernah menjadi aktivis mahasiswa pada era Orde Baru dan berkontribusi sebagai ilustrator majalah independen bawah tanah.
Dia sempat mengenyam pendidikan seni di ASRI Yogyakarta sebelum keluar pada 1973. Ia kemudian menyelesaikan gelar PhD di bidang Sosiologi Kebudayaan dari Southern James Cook University, Australia, dan tinggal di sana selama 25 tahun.
Yos juga ahli di bidang pertanian biodinamik, dengan pengalaman lebih dari satu dekade meneliti mineral dan teknologi ramah lingkungan.
Sebagai seorang pelukis, Yos memiliki gaya khas dengan garis abstrak dan penggunaan warna seperti hitam, merah, biru, hijau, coklat, kuning, dan putih. Karyanya sering kali mengangkat tema keprihatinan sosial, budaya agraris, dan kritik terhadap pemerintah.