Rabithah Melayu Banjar: Kiai Syarbani Haira Bukan Pengangguran!
JAKARTA - Publik Relation Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar, Noura Dalla Adilla menanggapi sebutan pengangguran yang dialamatkan kepada Kiai Muhammad Syarbani Haira. Menurutnya, publikasi terhadap para pembicara dalam FGD MLB NU perlu diluruskan.
"Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar, yang pendiri utamanya Kiai Muhammad Syarbani Haira, merasa perlu meluruskan publikasi kelompok tertentu terhadap ketiga narasumber FGD tersebut, khususnya KH Syarbani Haira," ujar Noura, Rabu (18/12/2024).
Dikatakan Noura, Kiai Syarbani Haira pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan (Kalsel) selama 10 tahun lebih tepatnya dari tahun 2007-2017. Pria kelahiran Amuntai Utara pada 2 Mei 1958 itu pendiri Universitas NU Kalsel yang mulai beroperasi sejak tahun 2014.
"Tetapi kini sudah diambil alih pihak lain, atas restu Ketua Umum PBNU sekarang. Jadi, Kiai Syarbani Haira bukan pengangguran, seperti dituduhkan. Dia aktivis sosial, pensiunan dosen PNS di IAIN Antasari Banjarmasin," ucapnya.
Selain itu, Kiai Syarbani Haira pernah menjadi Komisioner Baznas Kalsel. Tidak hanya itu, dia bahkan sering menjadi konsultan dan narasumber berbagai instansi pemerintah dan swasta, termasuk partai politik.
"Sepanjang hidupnya, belum pernah ia melamar menjadi anggota atau pengurus partai politik, karena sepanjang hidupnya dia adalah seorang PNS,”ujarnya,
“Bahwa pada tahun 2024 ini, beliau dicalonkan sebagai calon anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, itu semata panggilan negara dan bangsa. Dan partai ini dari Kalsel pada pileg lalu memang sama sekali tak mendapatkan kursi di DPR RI, sehingga Kiai Syarbani Haira pun gagal menjadi anggota DPR RI,"lanjutnya.
Oleh karena itu kata Noura, bagi Kiai Syarbani Haira, sesuai amanah orang tuanya, almarhum Mualim Haji Muhammad Ramli Anang, Kiai Syarbani Haira ingin mengabdikan dirinya pada NU, khususnya Universitas NU yang ia dirikan dengan susah payah.
"Sayangnya, Ketua Umum PBNU sekarang lebih mempercayakan pada orang lain, yang sama sekali tidak terlibat dalam pendirian lembaga pendidikan tinggi tersebut. Maka itulah, karena merasa tidak dihargai sebagai pendiri, Kiai Syarbani Haira lalu memilih mundur sebagai Katib Syuriah PBNU," ucapnya.
Rencananya, lanjut Noura, ke depan Kiai Syabrani Haira fokus menggerakkan organisasi baru yang dia dirikan tahun 2023, Rabithah Melayu Banjar.
"Perkumpulan ini direspon dengan baik oleh Presiden Jokowi kala itu, serta Menhan Prabowo Subianto. Keduanya bahkan hadir dalam Muktamar ke-I Rabithah Melayu Banjar di Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, bulan Maret 2023, yang dihadiri sekitar 40 ribu warga Melayu Banjar," katanya.
Bersamaan dengan kemunduran di PBNU tersebut, tutur Noura, Kiai Syarbani Haira juga mundur dari keanggotaan PDIP dan Komisioner Baznas Kalsel 2021-2026.
"Melalui Badan Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar ini, Syarbani Haira dan kawan-kawan, akan mendirikan Pusat Training Kaum Muda Zone Kalimantan, mendukung peningkatan SDM, untuk Indonesia Maju,"ujarnya.
"Badan ini akan berkarya nyata, berkolaborasi instansi pemerintah, swasta, serta dunia internasional," tutup Noura.