Setelah Rudal AS Digunakan Serang Rusia, Biden Kini Setuju Kirim Ranjau Darat ke Ukraina
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah menyetujui penyediaan ranjau darat antipersonel ke Ukraina, kata seorang pejabat AS kepada Reuters. Langkah yang dapat membantu memperlambat kemajuan Moskow di wilayah timur Ukraina ini diumumkan beberapa hari setelah Biden menyetujui penggunaan rudal AS untuk menyerang wilayah Rusia.
Amerika Serikat mengharapkan Ukraina untuk menggunakan ranjau di wilayahnya sendiri, meskipun telah berkomitmen untuk tidak menggunakannya di wilayah yang dihuni oleh warga sipilnya sendiri, kata pejabat tersebut. Washington Post pertama kali melaporkan perkembangan tersebut.
Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Kementerian Pertahanan Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia, dan Kremlin tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar.
Amerika Serikat telah menyediakan ranjau antitank bagi Ukraina selama perangnya dengan Rusia, tetapi penambahan ranjau antipersonel bertujuan untuk menghambat kemajuan pasukan darat Rusia, pejabat tersebut menambahkan, yang berbicara dengan syarat anonim.
Ranjau AS berbeda dengan ranjau Rusia karena "tidak persisten" dan menjadi tidak aktif setelah jangka waktu tertentu, kata pejabat tersebut. Ranjau tersebut memerlukan baterai untuk meledak, dan tidak akan meledak setelah baterai habis.
Pada Selasa, (19/11/2024) Ukraina menggunakan rudal ATACMS AS untuk menyerang wilayah Rusia, memanfaatkan izin yang baru diberikan oleh pemerintahan Biden yang akan lengser pada hari ke-1.000 perang.
Moskow mengatakan penggunaan ATACMS, rudal jarak terjauh yang pernah dipasok Washington ke Ukraina, merupakan sinyal yang jelas bahwa Barat ingin meningkatkan konflik.
Pada Selasa, Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan ambang batas untuk serangan nuklir sebagai respons terhadap berbagai serangan konvensional. Langkah tersebut menyusul peringatan selama berbulan-bulan kepada Barat bahwa jika Washington mengizinkan Ukraina menembakkan rudal AS, Inggris, dan Prancis ke wilayah Rusia, Moskow akan menganggap negara-negara anggota NATO tersebut terlibat langsung dalam perang di Ukraina.