7 Poin Doktrin Nuklir Baru Rusia, Salah Satunya Wewenang Dipegang Penuh Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi telah menandatangani doktrin nuklir nasional baru yang menguraikan skenario di mana Moskow akan diberi wewenang untuk menyebarkan persenjataan nuklirnya.
Itu akan menjadi pengubah permainan bagi konflik di Ukraina dan Rusia. Permainan Putin itu juga akan membuat AS dan NATO berpikir berulang dalam mendukung Ukraina.
7 Poin Doktrin Nuklir Baru Rusia, Salah Satunya Wewenang Dipegang Penuh Putin
1. Penggunaan Senjata Nuklir Bersifat Defensif
Kebijakan negara tentang Pencegahan Nuklir pada dasarnya bersifat defensif, yang ditujukan untuk mempertahankan potensi kekuatan nuklir pada tingkat yang cukup untuk pencegahan nuklir, dan menjamin perlindungan kedaulatan nasional dan integritas teritorial Negara, dan pencegahan musuh potensial dari agresi terhadap Federasi Rusia dan/atau sekutunya.Dalam hal terjadi konflik militer, Kebijakan ini mengatur pencegahan eskalasi aksi militer dan penghentiannya dengan syarat yang dapat diterima oleh Federasi Rusia dan/atau sekutunya.
2. Menggunakan Senjata Nuklir Jika Terpaksa
Federasi Rusia menganggap senjata nuklir sebagai alat pencegahan, penggunaannya merupakan tindakan yang ekstrem dan terpaksa, dan mengambil semua upaya yang diperlukan untuk mengurangi ancaman nuklir dan mencegah memburuknya hubungan antarnegara, yang dapat memicu konflik militer, termasuk konflik nuklir.3. Digunakan Senjara Nuklir Jika Musuh Menggunakan Senjata atau Pasukan Konvensional
Federasi Rusia memastikan pencegahan nuklir terhadap musuh potensial, yang dipahami sebagai negara bagian atau koalisi militer (blok, aliansi) yang melihat Federasi Rusia sebagai musuh potensial dan memiliki senjata nuklir dan/atau senjata pemusnah massal lainnya atau pasukan konvensional dengan kemampuan tempur yang signifikan.Pencegahan nuklir juga dipastikan terhadap negara mana pun yang menyediakan wilayah, wilayah udara, dan/atau ruang maritim di bawah kendali mereka serta sumber daya untuk mempersiapkan dan melakukan agresi terhadap Federasi Rusia.