Media Iran Klaim Serangan Rudal Hancurkan Skuadron Jet Tempur F-35 Israel
TEHERAN – Iran melancarkan serangan besar-besaran ke Israel dengan meluncurkan lebih dari 180 rudal pada Selasa, (1/10/2024). Serangan menggunakan rudal hipersonik Fattah dan Kheybarshekan Iran itu menargetkan sejumlah fasilitas militer Israel.
Israel mengatakan bahwa sebagian besar rudal tersebut ditembak jatuh, namun Garda Revolusi Iran mengklaim 90 persen dari rudalnya berhasil mengenai sasaran. Pada Rabu, (2/10/2024) akun-akun pro-Iran di media sosial enggemakan laporan dari media pemerintah Iran bahwa rudal tersebut berhasil menyerang pangkalan udara Israel. Klaim dibuat bahwa serangan itu menghancurkan seluruh skuadron Lockheed Martin F-35I Adir—pesawat tempur generasi kelima Angkatan Udara Israel.
Video di media sosial menunjukkan rudal yang menargetkan Tel Aviv, dan menunjukkan kehancuran yang diduga disebabkan oleh F-35 milik militer Israel di Gaza. Disebutkan juga bahwa Pangkalan Udara Nevatim, markas dua skuadron F-35I Israel, juga "hancur total" dalam serangan itu.
Postingan lain mengklaim aktivis Palestina mengganggu produksi F-35 dalam negeri dengan merusak fasilitas manufaktur. Kapan dan di mana video itu direkam belum dikonfirmasi.
Sejauh ini juga belum ada konfirmasi tentang kehancuran jet tempur F-35 dan Pangkalan Udara Nevatim Israel. Media Barat menyebut klaim Iran tersebut sebagai sebuah upaya propaganda dan misinformasi.
Garda Revolusi mengatakan serangan itu merupakan respons atas pembunuhan salah satu komandan tertinggi dan pemimpin milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut oleh Israel. Ini kemungkinan mengacu pada pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan Garda Revolusi Abbas Nilforoshan di ibu kota Lebanon, Beirut, pada 27 September.
Iran juga merujuk pada pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada Juli. Meskipun tidak mengakui berada di balik kematian Haniyeh, Israel secara luas diyakini bertanggung jawab.