5 Fakta RI Punya Smelter Tembaga, 100 Bukan Milik Asing

5 Fakta RI Punya Smelter Tembaga, 100 Bukan Milik Asing

Terkini | okezone | Sabtu, 28 September 2024 - 10:02
share

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Smelter Tembaga dan Pemurnian Logam Mulia milik PT Amman Mineral Internasional Tbk. Kepala Negara itu menekankan pentingnya hilirisasi industri sebagai langkah strategis untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri maju yang mandiri dalam mengolah sumber daya alam.

"Sebagai pemilik cadangan tembaga masuk dalam tujuh besar dunia, kita telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga. Dan, kita ingin menyongsong menjadi negara industri maju dengan mengolah sumber daya alamnya sendiri," ujar Presiden Jokowi.

Berikut adalah fakta mengenai smelter tembaga yang dirangkum Okezone, Sabtu (28/9/2024).

1. Nilai Investasi

Presiden juga mengapresiasi investasi besar yang dilakukan PT Amman Mineral dengan total nilai Rp21 triliun untuk pembangunan smelter ini. Smelter tersebut menggunakan teknologi double flash cyclone untuk memproduksi katoda tembaga sebagai produk utamanya, dengan kapasitas pengolahan hingga 900 ribu ton konsentrat per tahun.

2. Kapasitas Produksi

Dalam operasinya, smelter ini akan menghasilkan 220 ribu ton katoda tembaga, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat sebagai produk sampingan. Menurut Presiden, hal ini akan memberikan efek berganda (multiplier effect) bagi ekonomi lokal dan nasional, terutama dengan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi NTB dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.

3. Bukan Milik Asing

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa smelter tembaga merupakan smelter pertama di Indonesia yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha nasional.

"Saya harus bangga bapak presiden, karena ini smelter pertama miliki pengusaha nasional. Ini bukan asing. Jadi Pak Hilmi dan seluruh dewan direksi, saya harus mengatakan bahwa Amman adalah perusahaan yang meletakkan awal sejarah panjang untuk membangun hilirisasi di sektor tembaga," jelas Bahlil.

Topik Menarik