15 Golongan Hamba yang Doanya Mustajab: Orang yang Terzalimi hingga Musafir

15 Golongan Hamba yang Doanya Mustajab: Orang yang Terzalimi hingga Musafir

Terkini | okezone | Selasa, 24 September 2024 - 13:30
share

INILAH 15 golongan hamba yang doanya mustajab. Doa adalah permohonan, harapan, permintaan, pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Doa termasuk amalan mulia dan utama bagi kaum Muslimin.

Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengabulkan doa kebaikan setiap hamba-Nya. Allah Ta'ala berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Quran Surat Al Baqarah Ayat 186)

Di antara hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala, terdapat golongan yang mustajab dan cepat terkabul jika memanjatkan doa. Berikut ini golongan hamba tersebut, sebagaimana telah Okezone himpun:

1. Orang yang terzalimi

Dilansir nu.or.id, disebutkan saat mengutus Mu'adz ke Yaman, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassallam berpesan:

وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّهَا لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حِجَابٌ

Artinya: "Takutlah terhadap doa orang yang terzalimi. Sebab di antara doanya dengan Allah tidak ada penghalang." (HR Ahmad)

Dalam riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam menyatakan walaupun orang yang terzalimi tersebut seorang yang ahli maksiat.

"Doa orang terzalimi itu mustajab, mesipun ia seorang ahli maksiat. Sebab, kemaksiatannya untuk dirinya."

Bahkan dalam riwayat Imam Ahmad dari Anas disebutkan, walaupun orang yang terzalimi itu seorang non-Muslim.

2. Orangtua kepada anaknya

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam yang diterima Abu Hurairah:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

Artinya: "Tiga doa yang mustajab, tak diragukan lagi di dalam ketiganya, (salah satunya) yakni doa orang tua kepada anaknya." (HR Ahmad)

Terlebih lagi hadis lain yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi menyatakan, "Ridha Allah bersama ridha orangtua. Dan murka-Nya bersama ridha orang tua."

3. Orang yang sedang berpuasa

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dari Abu Hurairah. Dalam riwayat tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

الصَّائِمُ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُ

Artinya: "Orang yang berpuasa itu tidak ditolak doanya."

Riwayat lain menyebutkan, "Tiga doa yang tidak ditolak, (salah satunya) orang yang berpuasa hingga berbuka."

4. Musafir atau orang yang sedang menempuh perjalanan jauh

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

Artinya: "Tiga doa yang mustajab, tak diragukan lagi di dalam ketiganya, (salah satunya) yakni doa musafir." (HR Ahmad)

5. Orang yang sedang mengalami kesulitan

Hal ini berdasarkan ayat suci Alquran:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ

Artinya: "Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya." (QS An-Naml: 62)

6. Seorang Muslim yang mendoakan saudaranya di belakangnya

Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Ad-Darda. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ

Artinya: "Tidaklah seorang hamba Muslim mendoakan saudaranya yang ada di belakangnya kecuali malaikat berkata, 'Engkau berhak mendapat seperti apa yang kau pinta'."

Maksud "di belakangnya" menunjukkan ketulusan dan kejernihan niat orang yang mendoakan kepada orang yang didoakan. Terlebih lagi dalam riwayat lain disebutkan, "Sesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya yang Muslim."

7. Anak yang salih dan berbakti kepada kedua orangtuanya

Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Malik dari Abu Hurairah. Dalam riwayat tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: "Ketika anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak salih yang mendoakannya."

Informasi ini dikuatkan oleh riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ لَهُ الدَّرَجَةُ فِي الْجَنَّةِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ؟ فَيُقَالُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

Artinya: "Sesungguhnya ada seorang hamba yang diangkat derajatnya di surga. Hamba itu bertanya, 'Karena apa yang aku peroleh ini?' Dijawabnya, 'Itu berkat istigfar anakmu untukmu'."

Topik Menarik