Satu dari Tiga Remaja di Indonesia Ternyata Memiliki Gangguan Kesehatan Mental

Satu dari Tiga Remaja di Indonesia Ternyata Memiliki Gangguan Kesehatan Mental

Nasional | okezone | Jum'at, 20 September 2024 - 19:40
share

JAKARTA - Generasi muda menjadi kunci keberhasilan cita-cita Indonesia Emas 2024. Karena selain sebagai penerus bangsa, jumlah remaja di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 sebesar 64,16 juta jiwa, atau setara  23,18 total penduduk. 

Mirisnya, menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) dalam survei kesehatan mental pada tahun 2022, satu dari tiga remaja Indonesia  berusia 10-17 tahun memiliki masalah kesehatan mental. 

Sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. 

Remaja dalam kelompok ini adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia.

Selain masalah mental health, remaja Indonesia juga dihadapkan dengan permasalahan pernikahan dini dan seks bebas. Data Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa 5,2 persen remaja usia 13-17 tahun sudah pernah berhubungan seksual. 

Sebanyak 32,5 persen remaja yang telah melakukan hubungan seksual menggunakan kondom. Berikutnya, satu dari 11 anak perempuan dan satu dari 17 anak laki-laki pernah mengalami kekerasan seksual.

Dari segi pendidikan yang menjadi hal sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa, berdasarkan data BPS per Maret 2023, tingkat pendidikan mayoritas penduduk Indonesia  berusia 15 tahun ke atas sebesar 30,22 persen menyelesaikan Pendidikan SMA/sederajat, 24,62 persen lulusan SD/sederajat, SPM/sederajat sebanyak 22,74 persen, sementara perguruan tinggi hanya 10,15 persen. 

 

Di samping itu, persentase yang tidak tamat SD/sederajat dan belum pernah sekolah cukup tinggi, masing-masing sebesar 9,01 dan 3,25. 

Ketua Panitia Adujaknas 2024, Teuku Muhammad Alif AS mengatakan Indonesia saat ini akan menghadapi Indonesia Emas tetapi realita berkata lain. 

“Seperti yang kita lihat di media sosial, Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Yang kita harapkan Indonesia Emas, tetapi realitanya Indonesia semakin cemas dengan banyaknya isu-isu yang terjadi saat ini," ujar Alif. 

Ia lalu mencontohkan pembunuhan pada remaja, pelecehan seksual, rusaknya mental generasi saat ini. 

Maka, sebagai bentuk cepat progress program GenRe, bersama BKKBN, Forum Generasi Berencana (GenRe) menggelar kegiatan Adujaknas 2024 dengan mengangkat tema ‘Jiwa Membara Raga Terjaga Menyala GenRe Indonesia’. Artinya, jiwa membara mencerminkan bahwa kesehatan mental yang tidak baik akan melahirkan fisik yang sakit. Selain itu ada isu stunting, kekerasan seksual yang dibungkus dengan kegiatan ‘Tentang Kita’.

Diketahui, Apresiasi Duta dan Jambore Kreatifitas GenRe Nasional (Adujaknas) tahun 2024 dilaksanakan di Hotel Prime Plaza Sanur, Rabu malam (18/09/2024).

“Saya saksikan kemeriahan malam hari ini. Sebagai ayah GenRe, saya menaruh harapan besar bahwa forum ini tidak sekedar seremonial. Saya ingin forum ini menjadi forum bagi anak remaja kita untuk menyongsong hari esok,” ujar Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si, Plh. Kepala BKKBN, saat membuka acara tersebut.

Sekata dengan Tavip, Dewa Made Indra, Sekretaris Daerah Provinsi Bali yang mewakili Gubernur Bali mengatakan, “Tempat ini biasanya adem. Tapi hari ini ruangan bergemuruh luar biasa, seperti mengajak kami yang senior ini untuk muda lagi. Minimal semangatnya kembali muda. Di sini kita juga bertemu lintas generasi, generasi senior dan generasi muda dari seluruh Indonesia.”

Noer Alif Baslamin, Ketua Umum GenRe Indonesia Tahun 2022-2024 mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu di BKKBN pusat maupun provinsi karena telah memberi ruang partisipasi bermakna bagi teman-teman GenRe.

"Empat belas tahun GenRe berdiri telah berdedikasi menginspirasi dari pelosok desa hingga kabupaten/kota dan provinsi. Melalui program Keluarga Berencana dengan fokus terhadap pemberdayaan remaja. Tanpa adanya kolaborasi antara BKKBN dengan GenRe tentunya program tidak akan berjalan," tutur Noer Alif.

 

BKKBN sendiri membuat program GenRe tidak hanya seremonial semata tetapi dengan tujuan yang jelas yaitu agar remaja Indonesia dapat melewati lima transisi kehidupan. 

Pertama, remaja memiliki pola hidup sehat. Kedua, remaja dapat merencanakan pendidikannya.  Ketiga, remaja dapat mencari pekerjaan sesuai passionnya. Keempat, bermasyarakat. Kelima, dapat merencanakan pernikahannya sesuai  anjuran BKKBN, bahwa usia menikah untuk perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

Selama dua tahun masa bakti, Noer Alif  dan jajaran kepengurusan  di kabinet bersahaja, membuat pemilihan Duta GenRe Inklusifitas sebagai bentuk komitmen dalam menggandeng seluruh remaja tanpa perbedaan. 

Masih menurut Noer Alif bahwa member forum GenRe di seluruh Indonesia mencapai 450.000 remaja yang tergabung dalam Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.

Topik Menarik