Profil Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal yang Tangannya Dicium Paus Fransiskus

Profil Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal yang Tangannya Dicium Paus Fransiskus

Nasional | okezone | Jum'at, 6 September 2024 - 14:47
share

JAKARTA - Mengulik profil Prof KH Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal yang tangannya dicium oleh Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus. Momen langka ini terjadi saat Paus berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis 5 September 2024 pagi.

Paus Fransiskus datang ke Masjid Istiqlal untuk berdiskusi dengan para tokoh agama di Indonesia. Sekaligus menandatangani 'Deklarasi Bersama Istiqlal' berisi tanggung jawab menghadapi krisis serius dan terkadang dramatis yang mengancam masa depan umat manusia. Khususnya perang dan konflik yang juga dipicu eksploitasi agama, krisis lingkungan, yang telah menjadi hambatan bagi pertumbuhan dan kehidupan masyarakat.

Usai Deklarasi Bersama, sejumlah tokoh lintas agama foto bersama di depan Masjid Istiqlal. Nasaruddin Umar menjabat tangan Paus Fransiskus lalu mencium kening sang Bapa Suci. Ciuman kening itu dibalas oleh Paus dengan ciuman tangan Nasaruddin Umar.

Profil Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar diangkat jadi Imam Besar Masjid Istiqlal sejak 2016. Ulama kelahiran Ujung-Bone, Sulawesi Selatan 23 Juni 1959 ini pernah menjabat Wakil Menteri Agama periode 2011-2014.

Nasaruddin merupakan pendiri organisasi lintas agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama dan pernah menjadi Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag.

Nasaruddin Umar juga anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Selain itu, Nasaruddin Umar juga pernah menjabat sebagai salah satu Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2022-2027.

Pada 3 November 2019 itu, dalam Musyawarah Nasional (Munas) BP4 XVI di Jakarta, Nasaruddin Umar, terpilih sebagai Ketua Umum BP4 periode 2019-2024.

Dia juga terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As'adiyah pada Muktamar As'adiyah ke-XV di Sengkang tahun 2022.

Pendidikan Nasaruddin Umar

Nasaruddin Umar pernah kuliah di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta dan meraih gelar Magister pada 1992.

Nasaruddin menjalani pendidikan program doktoral atau PhD di Universitas McGill, Montreal, Kanada pada 1993-1994, dan kuliah PhD di Universitas Leiden, Belanda, pada 1994-1995.

Nasaruddin juga pernah menjadi sarjana tamu di Shopia University, Tokyo pada 2001, sarjana tamu di SOAS University of London pada 2001-2002, dan sarjana tamu di Georgetown University, Washington DC pada 2003-2004.

Nasaruddin juga aktif menulis dan menghasilkan karya 12 buku. Di antaranya berjudul 'Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Alquran' (Paramadina, 1999), berisi hasil penelitian mengenai bias gender dalam Alquran.

Berikut rincian pendidikan Nasaruddin Umar

- SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970

- Madrasah Ibtida'iyah 6 tahun, diPesantren As'adiyah Sengkang, 1971.

- PGA 4 Thn, di pesantren As'adiyah Sengkang, 1974

- PGA 6 Thn, di Pesantren As'adiyah Sengkang 1976

- Sarjana Muda, Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980

- Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984

- Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.

- Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang" Perspektif Jender Dalam al-qur'an, 1993-1998.

- Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994

- Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995

- Sandwich program di Paris University Prancis, 1995

- Penelitian kepustakaan perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, Saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.

- Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 12 Januari 2002.

Topik Menarik