Kepala BMKG Jelaskan Isu Gempa dan Tsunami di Zona Megathurst

Kepala BMKG Jelaskan Isu Gempa dan Tsunami di Zona Megathurst

Berita Utama | okezone | Kamis, 22 Agustus 2024 - 05:40
share

JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan terkait heboh isu gempa dan tsunami di zona megathurst Indonesia. Ia mengatakan bahwa megathurst terjadi akibat tumbukan antarlempeng Samudera Indo-Australia dan lempeng Benua Eurasia.

Hal itu disampaikan Dwikorita dalam acara One On One 'di Sindonews TV yang akan tayang pada Jumat, 23 Agustus 2024 pukul 21.30 WIB. "Jadi megathrust itu sebenarnya zona kontak akibat adanya tumbukan lempeng, ini bagian pinggirnya lempengnya melebar ini, pinggirnya tipis tapi ini 40-50 kilometer tipis karena bumi jari jarinya 6.370-an kilometer jadi kelihatan tipis," kata Dwikorita saat menjelaskan gambar terkait Megathrust di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Rabu (21/8/2024).

"Megathurst ada zona kontak akibat adanya tumbukan lempeng samudera Indo-Australia menumbuk masuk nyungsep atau menumbuk bahasa ilmiahnya masuk ke dalam bawah lempeng benua Eurasia. Di bagian terdepan ada Pulau Jawa dan Sumatera," imbuhnya.

 

Dwikorita menjelaskan penyebab isu gempa megathurst harus diwaspadai lantaran menimbulkan pelepasan energi yang tersimpan di dalam tubuh batuan lempeng. Sehingga menimbulkan gempa bumi.

"Sehingga megathrust itu zona kontak antara dua lempeng yang menumbuk ini, kenapa gambarnya seperti ada giginya? ini simbol ilmiah artinya ini zona naik bagian sebelah gigi ini naik. Saat menumbuk batu ini getas ya melengkung, menekuk, seperti penggaris bisa patah krekk, waktu patah ini bagian yang ini naik patah naik itu bahasa Inggrisnya Thurst, jadi ini zona tumbukan atau zona kontak tumbukan lempeng yang berakibat adanya patahan naik yang mega, karena panjangnya ribuan kilometer jadi megathurst naik," ujarnya.

 

Dwikorita menyebutkan, patahan lempeng itu terjadi secara bertahap. Namun, skenario terburuk apabila energi patahan megathrust terlepas bisa mencapai bermagnitudo (M) lebih dari M9.

"Sebetulnya tidak langsung patah, tetapi dikit demi sedikit ya ada robek, nah itu kekuatannya bisa rendah 5, 4 tidak harus kekuatannya mega gempa di sini tidak harus sampai 9 bisa bervariasi yang berbahaya apabila kekuatan sampai di atas 7. Bahkan waktu Tsunami Aceh juga akibat fenomena yang sama, tetapi magnitudonya sampai 9 lebih 9,1 menurut para pakar skenario terburuk bila energi ini lepas semua bisa mencapai lebih dari 9," ujarnya.

Dwikorita menjelaskan, gempa megathrust terjadi akibat adanya pergerakan lempeng tektonik di 13 segmen zona yang terbentang dari sebelah barat Pulau Sumatera melintasi selatan Pulau Jawa hingga berakhir di Laut Banda.

"Yang menyebabkan adalah adanya pergerakan lempeng tektonik, lempeng samudera yang ditumbuk lempeng benua. Kenapa bisa? karena ada arus konveksi ini," ungkapnya.

Saksikan Bincang Lengkapnya Hanya di OneOnOne, Sindonews TV, Jumat 23 Agustus 2024, pukul 21.30 WIB.

Topik Menarik