Khawatir Dapat Masalah, Pedagang di Pasar Baru Kuningan Enggan Jual Minyakita

Khawatir Dapat Masalah, Pedagang di Pasar Baru Kuningan Enggan Jual Minyakita

Nasional | inews | Jum'at, 14 Maret 2025 - 10:41
share

KUNINGAN, iNews.id - Ketersediaan minyak goreng bersubsidi, Minyakita di Pasar Baru Kuningan, Jawa Barat kurang diminati oleh pedagang pasar. Mayoritas pedagang, bahkan memilih untuk tidak menyetok Minyakita karena khawatir mendapat masalah dengan pemerintah terkait distribusi.

Kondisi ini disebabkan oleh tingginya harga Minyakita di tingkat pasar tradisional, yang mencapai Rp17.500 per liter, jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter. 

Para pedagang pasar terpaksa membeli produk ini melalui jalur distribusi tertentu, sehingga harga jual menjadi tidak kompetitif.

Sebagai alternatif, para pedagang lebih memilih menyetok minyak goreng curah, yang kemudian ditakar menjadi beberapa kategori eceran. 

Untuk bungkusan seberat seperempat kilogram, minyak goreng curah dijual seharga Rp5.000, setengah kilogram Rp10.000 dan dua kilogram seharga Rp20.000. Pembeli yang membeli dalam jumlah besar bahkan mendapatkan diskon tambahan dari pedagang.

Salah satu pedagang grosir di Pasar Baru Kuningan, Yani Rohayani mengatakan, strategi menjual minyak goreng curah ini cukup berhasil. 

"Soalnya kan haru sesuai yang ditargetkan oleh pemerintah, kalau yang 1 liter gak jual lagi soalnya pembelian lebih mahal dari yang targetkan pemerintah. Jadi takut, kok mahal-mahal, nah saya enggak mau berurusan," ujar Yani, Jumat (14/3/2025).

Situasi ini dinilai menunjukkan bahwa minyak goreng curah lebih diminati oleh konsumen karena harganya yang lebih terjangkau. Berbeda dengan beberapa kios lainnya di pasar, stok minyak goreng, baik Minyakita maupun minyak goreng curah, sama sekali tidak terlihat. 

"Kan dari pemerintah Rp15.700, kemarin terakhir saya beli Rp17.500. Jadi kalau harus ngikut pemerintah ya rugi," ucapnya.

Bahkan, menurut salah satu grosir, mereka sudah tidak menjual minyak goreng apapun sejak sepekan terakhir tanpa alasan yang jelas.

Keputusan pedagang untuk lebih mengutamakan minyak goreng curah mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam distribusi dan harga Minyakita di pasar tradisional, sekaligus memberikan solusi praktis bagi konsumen untuk tetap memenuhi kebutuhan mereka akan minyak goreng dengan harga yang lebih ekonomis.

Topik Menarik