Warung Tepi Jalan Pantura, Oase Ramah bagi Pemudik Lebaran

Warung Tepi Jalan Pantura, Oase Ramah bagi Pemudik Lebaran

Nasional | karawang.inews.id | Sabtu, 29 Maret 2025 - 06:24
share

KARAWANG, iNewsKarawang.id - Di sepanjang Jalur Pantura yang membentang di Karawang, Jawa Barat, ada pemandangan yang menghangatkan hati selama musim mudik Lebaran 2025.

Warung-warung sederhana yang biasanya menjajakan camilan dan minuman kini menjadi tempat persinggahan favorit bagi para pemudik, terutama mereka yang menunggangi sepeda motor.

Warung-warung ini bukan sekadar tempat untuk mengisi perut yang kosong atau menghilangkan dahaga. Lebih dari itu, mereka menawarkan ruang istirahat yang nyaman, bahkan tak jarang menyediakan pendopo sederhana agar pemudik bisa merebahkan badan sejenak setelah menempuh perjalanan jauh.

"Jalur Pantura memang selalu ramai oleh pemudik, apalagi yang naik motor," cerita Nung (52), seorang pemilik warung dengan senyum ramahnya, pada Sabtu (29/3/2025).

Nung mengamati bahwa pemudik bermotor lebih memilih berhenti di warung Pantura seperti miliknya dibandingkan di restoran yang lebih besar. Biasanya, mereka hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk beristirahat.

 

"Kalau lagi panas terik, mereka mampir buat ngadem. Kalau tiba-tiba hujan, ya pasti pada neduh di sini," lanjutnya. "Sambil istirahat, mereka pesan kopi atau gorengan buat teman ngobrol."

Berkah mudik ini tentu membawa kebahagiaan tersendiri bagi para pemilik warung. Nung mengungkapkan, dalam seminggu menjelang Lebaran, pendapatannya bisa melonjak hingga Rp7 juta.

"Alhamdulillah, kalau hari biasa ya biasa saja. Tapi begitu mendekati Lebaran, rezeki memang lebih banyak. Bisa sampai Rp7 juta seminggu," ungkapnya dengan nada syukur.

Meski begitu, Nung tak menampik bahwa angka tersebut tidaklah sebesar dulu. Ia mengenang masa sebelum jalan tol Trans Jawa beroperasi, di mana keuntungan yang didapat bisa jauh lebih besar.

 

"Dulu, sebelum ada tol, pendapatan saya bisa sampai Rp40 juta dalam seminggu sebelum Lebaran. Warung lain malah bisa sampai Rp60 juta. Saya sih jualnya murah-murah saja," kenangnya.

Nung bercerita, baik dulu maupun sekarang, Jalur Pantura memang selalu menjadi jalur favorit pemudik bermotor. Perbedaannya, dulu kemacetan di jalur ini tak terhindarkan.

"Dulu itu campur semua, mobil dan motor jadi satu. Macetnya parah, dan karena macet itu, banyak pemudik yang akhirnya istirahat di warung," pungkasnya, sambil melayani pembeli dengan ramah. 

Topik Menarik