Trump Negosiasi Tarif Baru dengan Vietnam, India dan Israel sebelum Berlaku, Indonesia Menyusul?
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mulai berbicara dengan perwakilan dari Vietnam, India, dan Israel untuk bernegosiasi mengenai perjanjian dagang yang dapat meringankan dampak tarif baru sebelum mulai berlaku minggu depan. Langkah ini menandai gelombang pertama keterlibatan diplomatik sejak Trump mengumumkan kenaikan tarif pada lebih dari 180 negara dan tarif timbal balik pada Rabu, 2 April 2025.
Dilansir dari CNN, tarif timbal balik dijadwalkan diberlakukan pada tanggal 9 April, mulai pukul 00:01 waktu AS atau 11.01 WIB, sebagai bagian dari kebijakan perang dagang Trump, yang memberlakukan tarif besar-besaran pada 57 negara.
Trump dalam sebuah posting di platformnya, Truth Social, mengklaim, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam telah mengatakan kesediaannya untuk menghapus tarif sepenuhnya, jika ada kesepakatan dengan Washington. Dia mengatakan, menantikan pertemuan dengan Vietnam dalam waktu dekat.
Komisi VI DPR Desak Pertamina Beri Kompensasi ke Masyarakat Terkait Kasus Pertamax Oplosan
"Baru saja melakukan panggilan telepon yang sangat produktif dengan To Lam, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, yang memberi tahu saya bahwa Vietnam ingin memangkas tarif mereka hingga nol jika mereka dapat membuat kesepakatan dengan AS," tulis Trump di Truth Social.
Vietnam diketahui sangat terpukul, menghadapi bea masuk sebesar 46 persen atas ekspornya ke AS. Sementara Israel juga masih dikenai tarif sebesar 17 persen meskipun telah terlebih dahulu menghapus semua tarif atas impor Amerika Serikat demi menghindari pembalasan.
India, dilansir dari Business Standard, Sabtu (5/4/2025), awalnya dikenakan tarif sebesar 27 persen, kemudian direvisi menjadi 26 persen. India secara aktif terlibat dalam negosiasi perdagangan dengan AS, dengan harapan dapat mengurangi dampak tarif. Eksportir optimistis pembicaraan bilateral yang sedang berlangsung bisa menghasilkan kesepakatan untuk meringankan beban industri India.
Apakah Indonesia segera menyusul bernegosiasi dengan Trump? Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya Kamis, 3 April 2025 mengatakan, pemerintah Indonesia akan mengirim delegasi tinggi ke Washington DC untuk bernegosiasi terkait kebijakan tarif Trump. Indonesia sudah menyiapkan berbagai strategi antisipasi melalui koordinasi intensif antarkementerian dan lembaga dalam menghadapi kebijakan tarif timbal balik Amerika Serikat. Namun, Airlangga belum menyebutkan kapan pastinya negosiasi dilakukan.
Sikap Trump Beragam
Sikap Trump tentang tarif ini beragam. Trump sebelumnya menegaskan kebijakan tarif tidak bisa dinegosiasikan. Meskipun mendapat reaksi keras dari perusahaan-perusahaan Amerika, mitra dagang global, dan bahkan beberapa anggota Kongres, Trump tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari strategi perang tarifnya. Pemerintahannya menegaskan langkah-langkah ini penting untuk merombak hubungan perdagangan internasional yang menguntungkan Amerika Serikat.
Namun, kemudian, Trump mengisyaratkan kemungkinan untuk kompromi. Trump dalam wawancara di Air Force One mengklaim banyak negara telah berusaha mencari kesepakatan. Dia menyebut tarif baru tersebut sebagai alat strategis untuk memperoleh kesepakatan yang menguntungkan.
Polisi Bongkar Markas Gangster di Jakut: 68 Sajam, 2 Airsoft Gun dan 20 Paket Ganja Disita
"Selama mereka menawarkan sesuatu yang menguntungkan, kami terbuka untuk berdiskusi. Lihat TikTok sebagai contoh. China mungkin ingin kami mempertimbangkan kembali tarif sebagai imbalan atas persetujuan kesepakatan. Tarif memberi kita pengaruh yang signifikan," kata Trump.
Putranya Eric Trump juga buka suara soal kemungkinan ayahnya untuk bernegosiasi terkait tarif impor tersebut. "Saya tidak ingin menjadi negara terakhir yang mencoba bernegosiasi dengan Donald Trump," tulis Eric Trump, di X.
"Yang pertama bernegosiasi akan menang, yang terakhir pasti akan kalah. Saya telah menonton film ini sepanjang hidup saya."
Kebijakan tarif Trump telah memicu dampak yang terus meluas. Pasar global jatuh untuk hari kedua berturut-turut setelah China mengumumkan pembalasan menerapkan bea masuk sebesar 34 persen atas barang-barang Amerika Serikat yang berlaku mulai 10 April. Beijing juga berniat mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia dan menangguhkan ekspor mineral langka kategori sedang dan berat ke AS.
Uni Eropa, yang dikenai tarif sebesar 20 persen, berjanji merespons secara terukur dan terpadu. Sementara Jepang yang menghadapi bea masuk sebesar 24 persen, telah mendesak pengekangan.
Penjabat presiden Korea Selatan juga telah menyerukan dialog. Sementara Bangladesh berencana untuk secara resmi mengajukan banding ke Perwakilan Dagang Amerika Serikat.