Jenazah Guru Korban KKB di Yahukimo Papua Dipulangkan ke Flores Timur NTT
FLORES, iNews.id - Jenazah Rosalina Rerek Sogen guru asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi korban kebiadaban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) segera dipulangkan ke kampung halaman di Flores Timur. Rosalina tewas dianiaya KKB di Distrik Anggruk, Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu (22/3/2025).
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengutuk aksi brutal yang menewaskan warganya saat bertugas mengabdi sebagai pendidik di Papua.
Dia mengungkapkan rasa duka dan kemarahan atas insiden tragis ini. Sejak menerima kabar pada Sabtu malam, dia langsung bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak di Papua dan Jakarta untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.
"Sebagai kepala daerah, saya sangat prihatin dan marah atas aksi keji ini. Warga NTT, terutama para guru dan pekerja, datang ke Papua untuk mengabdi dan mencari nafkah, bukan untuk menjadi korban kekerasan. Ini harus dihentikan," ujar Gubernur Melki, Senin (24/3/2025).
Dia memastikan pemerintah daerah tidak tinggal diam. Pihaknya telah melakukan berkomunikasi intensif dengan tokoh masyarakat, aparat keamanan serta pihak terkait untuk menjamin keselamatan warga NTT di Papua.
Gubernur Melki juga menegaskan Pemprov NTT sedang mengupayakan pemulangan jenazah Rosalina Rerek Sogen secepatnya.
“Tadi pagi, saya sudah berkoordinasi dengan Bupati Flores Timur serta tokoh NTT di Jayapura untuk mempercepat proses pemulangan jenazah. Kami tidak akan membiarkan keluarga korban menunggu lama,” katanya.
Selain itu, warga NTT di Papua juga turut berperan dalam membantu proses pemulangan.
Di tengah situasi mencekam ini, Gubernur Melki menyerukan agar semua pihak tetap tenang dan tidak terprovokasi. Namun dia juga menegaskan aksi teror terhadap warga sipil harus dihentikan.
"Saya telah berbicara dengan tokoh-tokoh Papua agar ketegangan tidak semakin meningkat. Tidak boleh ada lagi kekerasan terhadap warga sipil, terutama mereka yang datang dengan niat baik untuk bekerja dan mengabdi di Papua," ucapnya.
Gubernur Melki menegaskan, warga NTT yang bekerja di Papua bagian dari pembangunan daerah dan tidak terlibat dalam konflik apa pun.
“Kami tidak bisa terus membiarkan kekerasan ini terjadi. Semua pihak harus bertanggung jawab atas keamanan dan perdamaian di Papua. Saya mendesak aparat keamanan bertindak lebih tegas untuk melindungi warga sipil,” katanya.
Dengan tragedi ini, dia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi.
“Papua tanah yang kaya dan beragam. Jangan biarkan kekerasan merusak persaudaraan yang sudah ada. Kita harus bersatu melawan aksi biadab seperti ini,” ucapnya.