Profil George Foreman, Mantan Perampok yang Jadi Juara Dunia Tinju
HOUSTON, iNews.id – Profil George Foreman menarik diulas. Dia merupakan mantan perampok yang berhasil menjelma menjadi juara dunia tinju kelas berat.
Lahir di Marshall, Texas, Amerika Serikat, pada 10 Januari 1949. Dia dibesarkan bersama enam saudara kandungnya oleh seorang ibu tunggal di Amerika Selatan.
Berdasarkan pengakuannya sendiri dalam otobiografinya, George Foreman adalah seorang pemuda yang bermasalah. Dia putus sekolah pada usia 15 tahun dan menghabiskan waktu sebagai perampok sebelum akhirnya menemukan pelampiasannya di atas ring tinju.
Petinju berjuluk Big George itu memenangkan medali emas kelas berat di Olimpiade 1968 di Mexico City, pada usia 19 tahun. Sukses itu menuntunnya menjadi petinju profesional dan memenangkan 37 pertandingan berturut-turut. Dia hanya kalah dalam lima pertandingan selama kariernya.
Postingan Indra Sjafri usai Dicopot dari Pelatih Timnas Indonesia U-20: Ziarah ke Makam Ibu
Foreman mengklaim gelar kelas berat dunia dua kali, dengan selisih waktu 21 tahun. Titel juara dunia keduanya itu menasbihkan dirinya sebagai juara dunia tertua dalam sejarah pada usia 45 tahun.
Foreman mengalahkan petinju yang sebelumnya tidak terkalahkan, yakni juara bertahan Joe Frazier di Kingston, Jamaika, pada tahun 1973. Dia sukses menjatuhkannya enam kali dalam dua ronde pertama.
Dia kehilangan gelar pertamanya dari Muhammad Ali dalam pertarungan terkenal mereka Rumble in the Jungle pada tahun 1974. Pertarungan di Hutan Kinshasa, Zaire – sekarang Republik Demokratik Kongo – pada tahun 1974 tetap menjadi salah satu pertandingan tinju paling terkenal yang pernah ada.
Karier tinju profesional Foreman sangat membanggakan. Total, dia meraih 76 kemenangan yang mencengangkan termasuk 68 KO, hampir dua kali lipat dari Ali.
Setelah kekalahan profesional kedua, Foreman pensiun pada tahun 1977 dan menjadi pendeta di Gereja Tuhan Yesus Kristus di Texas, yang didirikan dan dibangunnya.
Dia mengatakan kepada BBC bahwa kekalahannya atas Ali menjadi hal terbaik yang pernah terjadi padanya karena pada akhirnya hal itu membuatnya menyampaikan pesan Tuhan melalui khotbah.
Foreman keluar dari masa pensiunnya pada tahun 1987 untuk mengumpulkan uang bagi pusat pemuda yang didirikannya. Dia memenangkan 24 pertandingan sebelum kalah dari Evander Holyfield setelah 12 ronde pada tahun 1991.
Pada tahun 1994, Foreman mengalahkan Michael Moorer yang tak terkalahkan untuk menjadi juara kelas berat tertua di usia 45 tahun.
Kemudian, Big George menjadi juru bicara iklan untuk George Foreman Grill miliknya, yang telah dibeli jutaan orang sejak dipasarkan pada tahun 1994, sebagian berkat slogannya yang mudah diingat, "Lean Mean Grilling Machine".
Foreman menikah lima kali. Dia memiliki selusin anak, termasuk lima putra yang semuanya bernama George.
Dia menjelaskan di situs webnya bahwa dia menamai mereka dengan namanya sendiri sehingga mereka "akan selalu memiliki kesamaan".
"Saya katakan kepada mereka, 'Jika salah satu dari kita naik, maka kita semua akan naik bersama," jelasnya. "Dan jika salah satu jatuh, kita semua akan jatuh bersama!'"
Foreman meninggal dunia di usia 76 tahun pada Sabtu (22/3/2025) pagi WIB. Kepergian sang mantan juara dunia kelas berat itu dikabarkan keluarganya di akun Instagram milik petinju berjuluk Big George itu.
“Hati kami hancur. Dengan kesedihan yang mendalam, kami mengumumkan meninggalnya George Edward Foreman Sr. yang kami kasihi, yang meninggal dengan tenang pada tanggal 21 Maret 2025 dikelilingi oleh orang-orang terkasih,” tulis keluarga di akun @biggeorgeforeman, Sabtu (22/3/2025) pagi WIB.
“Seorang pendeta yang taat, seorang suami yang berbakti, seorang ayah yang penyayang, dan seorang kakek buyut yang bangga, dia menjalani kehidupan yang ditandai oleh iman yang tak tergoyahkan, kerendahan hati, dan tujuan,” lanjut pernyataan keluarga.
Pernyataan itu menambahkan: "Seorang yang berjiwa kemanusiaan, seorang atlet Olimpiade, dan juara kelas berat dunia dua kali, Dia sangat dihormati - seorang yang kuat untuk kebaikan, seorang pria yang disiplin, memiliki keyakinan, dan pelindung warisannya, berjuang tanpa lelah untuk menjaga nama baiknya - demi keluarganya."