China Batasi Ekspor Logam Bahan Baku Senjata dan Semikonduktor Mulai Bulan Depan
BEIJING, iNews.id - China akan mulai membatasi ekspor logam penting tungsten mulai akhir pekan ini atau 1 Desember 2024. Ini merupakan pembalikan dari beberapa dekade terakhir di mana China menggelontorkan tungsten murah ke pasar untuk menyingkirkan pesaing.
Tungsten merupakan logam yang sangat keras yang digunakan dalam senjata dan semikonduktor. Tercatat, China telah mengendalikan 80 persen rantai pasokan logam tersebut.
Sebagai bagian dari aturan baru yang membatasi ekspor barang yang dapat digunakan untuk keperluan militer atau sipil tersebut, Kementerian Perdagangan China menyampaikan bahwa bisnis yang ingin mengekspor berbagai tungsten dan produk mineral penting perlu mengajukan permohonan lisensi. Langkah-langkah terbaru akan berlaku pada 1 Desember 2024.
Adapun langkah ini dilakukan saat meningkatnya ketegangan Amerika Serikat (AS) dan permintaan tungsten non-China. Sementara, Departemen Pertahanan AS telah melarang kontraktornya membeli tungsten yang ditambang di China mulai 1 Januari 2027.
Kepala dan Ahli Strategi Pertambangan di Hallgarten & Company, Christopher Ecclestone menyebut harga tungsten tidak banyak bereaksi terhadap pengumuman pembatasan dari pemerintah China.
Agar penambangan logam tersebut menguntungkan secara signifikan, dia memperkirakan harga harus diperdagangkan 50 dolar AS lebih tinggi dari harga saat ini sekitar 335 dolar AS, di mana satu satuan metrik ton adalah 10 kilogram.
"Hal yang akan mendorong lebih banyak tungsten bukanlah larangan China. (Pembatasan ekspor) lebih menguntungkan untuk menambang tungsten," katanya dikutip dari CNBC International, Jumat (29/11/2024).
Harga yang lebih tinggi di AS saja dapat mendorong lebih banyak produksi tungsten. Sementara, China membatasi ekspor tungsten dan AS menaikkan tarif untuk tungsten China sebesar 25 persen pada bulan September.
Menurut catatan resmi, AS belum menambang tungsten secara komersial sejak 2015. Namun, tahun ini, salah satu tambang logam terbesar di dunia itu hampir memulai kembali produksi di Korea Selatan.
Almonty Industries mengklaim sedikit lebih dekat untuk membuka kembali tambang dan pabrik pemrosesan Sangdong sepenuhnya dengan pemasangan peralatan penggilingan. Tambang tersebut, yang berjarak lebih dari 10 jam perjalanan bus ke timur Seoul, ditutup pada tahun 1994.
Almonty akan memulihkan produksi Sangdong hingga sekitar 50 persen dari potensi produksinya pada musim panas 2025.
CEO Almonty Industries, Lewis Black mencatat bahwa 90 persen tungsten Korea Selatan berasal dari China, dan bahwa perusahaan China mungkin berinvestasi di bisnis lain untuk mempertahankan pangsa pasar mereka secara tidak langsung.
Almonty saat ini mengoperasikan tambang tungsten di Portugal. Pada tahun 2015, perusahaan tersebut menyelesaikan akuisisi yang memberikan hak penambangan kepada Sangdong.
Pada 2021, perusahaan tersebut memperoleh pembiayaan proyek dari bank negara Jerman KfW IPEX-Bank sebesar 75,1 juta dolar AS. Almonty mengatakan keseluruhan investasi di Sangdong sejauh ini telah melampaui 130 juta dolar AS.