Semarakkan Dies Natalis ke-64 ITS, PP IKA ITS Inisiasi Karangan Bibit Tanaman
JAKARTA, iNews.id - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) genap berusia 64 tahun. Mengusung tema "Sinergi Meraih Prestasi," perayaan Dies Natalis 2024 menjadi momentum yang lebih bermakna dengan menggabungkan semangat cinta almamater dan kepedulian terhadap lingkungan.
Salah satunya adalah inisiatif mensubtitusi karangan bunga dengan karangan bibit tanaman buah dan bunga. Hal ini digagas Alumni ITS Angkatan 1997, Alumni LKMM TM 2000, Substantif Community (Aktivis Mahasiswa Angkatan 97-98), didukung Pengurus Pusat IKA ITS, dan PW IKA ITS PW Jawa Timur yang antusias mendukung gerakan menanam bibit ini.
Dengan harapan bibit yang ditanam tidak hanya memperindah lingkungan kampus. Lebih dari itu, menjadi warisan yang berdampak langsung pada masyarakat.
Di tengah tantangan perubahan iklim, inisiatif ini diharapkan menjadi inspirasi konkret kontribusi ITS terhadap kelestarian lingkungan, dan berkembang menjadi gerakan yang lebih luas. Sebab gerakan ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi alam dan masyarakat.
Kompolnas Klarifikasi Pihak Sekolah hingga Keluarga Korban Penembakan Polisi, Ini Hasilnya
PP IKA ITS mengapresiasi gerakan pemberian bibit tanaman adalah respons langsung terhadap isu perubahan iklim yang membuat suhu permukaan bumi bertambah 1 derajat dalam satu dasawarsa terakhir. Dampaknya pun sudah dirasakan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
”PP IKA ITS tentu mendukung inisiasi gerakan bibit tanaman ini. Gerakan ini layak terus ditumbuh kembangkan, dengan karangan bibit tanaman, termasuk bibit buah-buahan, sebagai bentuk apresiasi yang berdampak langsung dan berkelanjutan bagi alam,” kata Sekjen PP IKA ITS Herman Prasetyo, Sabtu (10/11/2024).
Dzulfikar, alumnus ITS angkatan 97, juga mewakili bagian dari Alumni LKMM TM 2000 Substantif Community, yang menggagas gerakan karangan bibit tanaman mengatakan terobosan baru ini adalah kontribusi nyata untuk masa depan lingkungan.
”Ini juga merupakan praktek salah satu amalan yang tidak terputus pahalanya, meskipun seseorang telah meninggal dunia, yaitu sedekah jariyah dalam bentuk bibit tanaman, utamanya buah dan bunga,” ujar Dzulfikar.
Apa alasan di balik gerakan ini? Ratih Astati Dewi dan Riris Nurbintari, yang mengkoordinasi penggalangan dana alumni LKMM TM 2000 Substantif Community dan Aksi Angkatan 1997 dalam kesempatan terpisah mengungkapkannya.
Setidaknya ada tiga hal yang melatarbelakanginya. Pertama, mengurangi sampah. Tanpa mengurangi hormat terhadap pihak-pihak yang telah mengirimkan karangan bunga untuk Dies Natalis ITS, dia mengatakan menggantinya dengan bibit tanaman, berarti kita membantu mengurangi jumlah bahan yang tak termanfaatkan setelahnya,” tutur Riris, alumnus Teknik Kimia itu.
Ratih mengatakan gerakan karangan bibit tanaman memiliki manfaat berkelanjutan baik untuk ITS maupun masyarakat sekitarnya, serta menginpirasi gerakan hijau.
”Ini tidak hanya akan menjadi simbol dari sinergi antara alumni dan almamater, tetapi kami ingin menginspirasi kelompok masyarakat dan institusi lain untuk sama-sama menggalakkan gerakan yang lebih ramah lingkungan,” kata alumnus Teknik Lingkungan tersebut.
Satu pohon rata-rata dapat menyerap 22 kilogram karbondioksida per per tahun. Saat ini, jumlah alumni ITS lebih dari 100 ribu dan mahasiswa ITS sekitar 25 ribu. Bila satu alumni ITS demikian pula mahasiswa ITS menanam satu pohon per tahun, bisa dibayangkan berapa banyak karbondioksida yang bisa terserap.