BPS Ungkap Penyebab Ekspor RI Jeblok 5,80 Persen, Ternyata gegara Hal Ini

BPS Ungkap Penyebab Ekspor RI Jeblok 5,80 Persen, Ternyata gegara Hal Ini

Ekonomi | inews | Selasa, 15 Oktober 2024 - 15:47
share

JAKARTA, iNews.id - Nilai ekspor Indonesia pada September 2024 anjlok sebesar 5,80 persen dibanding Agustus 2024. Nilainya tercatat menjadi 22,08 miliar dolar AS.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti penurunan nilai ekspor secara bulanan didorong oleh rendahnya ekspor non-migas. Tercatat, nilai ekspor non-migas turun 5,96 persen menjadi 20,91 miliar dolar AS per September 2024. 

“Saya ingin mendalami beberapa komoditas yang mendorong penurunan nilai ekspor non migas pada September 2024,” kata Amalia saat konferensi pers, Selasa (15/10/2024). 

Adapun, penurunan nilai ekspor non-migas terjadi untuk komoditas lemak dan minyak nabati, di mana nilai ekspor anjlok sebesar 434,44 juta dolar AS bila dibandingkan bulan sebelumnya.

“Komoditas yang mengalami penurunan terbesar adalah fraksi cair dari minyak kelapa sawit, tetapi ini yang tidak dimodifikasi secara kimia,” tutur dia. 

Adapun, negara tujuan utama ekspor komoditas HS15 yang turun adalah India, Pakistan, dan Bangladesh. Tak cuma itu, komoditas bijih logam terak dan abu juga mengalami penurunan sebesar 333,82 juta dolar AS dibandingkan Agustus 2024.

Komoditas yang mengalami penurunan terbesar adalah bijih tembaga dan konsentratnya. Tujuan negara ekspor yang mengalami penurunan antara lain Korea Selatan, Filipina, dan China.

Lalu, nilai ekspor mesin hingga perlengkapan elektrik dan bagiannya turun 181,04 juta dolar AS di September.

“Kalau kita bandingkan dengan Agustus 2024, komoditas yang mengalami penurunan adalah LCD, LED, dan tipe panen layar datar lainnya, ini negaranya ke AS, Korea Selatan, dan Jepang, sebagai negara tujuan ekspor komoditas HS 85 yang mengalami penurunan,” ujar Amalia.

Faktor lainnya adalah ekspor migas yang ikut terkerek ke bawah, di mana pada September tahun ini turun 2,81 persen menjadi 1,17 persen. Penurunan ekspor migas terutama didorong oleh rendahnya nilai ekspor gas dengan andil minus 0,27 persen.

“Namun demikian, secara tahunan nilai ekspor September 2024 mengalami peningkatan sebesar 6,44 persen,” ucap dia.

Sementara itu, kenaikan itu didorong oleh peningkatan ekspor non-migas, terutama pada bahan bakar mineral, logam mulia dan perhiasan atau permata, serta kakao dan olahannya.

Topik Menarik