Freeport Hitung Ulang Target Produksi Smelter Gresik imbas Kebakaran, jadi Berapa?

Freeport Hitung Ulang Target Produksi Smelter Gresik imbas Kebakaran, jadi Berapa?

Ekonomi | inews | Selasa, 15 Oktober 2024 - 15:12
share

JAKARTA, iNews.id - BUMN Holding Pertambangan Indonesia atau MIND ID menjelaskan PT Freeport Indonesia (PTFI) akan menghitung ulang target produksi akhir tahun. Hal itu mengingat adanya insiden kebakaran yang terjadi di pabrik asam sulfat smelter di Gresik pada Senin (14/10/2024).

Smelter milik PTFI yang berada di kawasan industri Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) pada dasarnya ditargetkan beroperasi penuh pada Desember 2024 dengan menghasilkan 650.000 ton katoda tembaga dari input 1,7 juta ton konsentrat tembaga.

"Kita mesti estimasi ulang lagi kan belum tahu ada kejadian kaya gini. Ini kan ada kendala berarti kita mesti selesain kendalanya. Pasti mengganggu pasti," ucap
Direktur Portolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo dalam acara Media Briefing bertema Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas di The Relief Sarinah, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Namun, pihaknya masih berupaya agar target produksi akhir tahun itu tetap bisa tercapai.

"Jadi sebenarnya mungkin secara target akhir tahun tidak terpenuhi, tapi bukan berarti kita tidak bisa memproduksi," katanya.

"Akhir tahun kan memang rencanain produksi penuh. Tapi nanti kita lihat. Kita masih berupaya inginnya tetap penuh," tutur Dilo.

Saat ini, kata Dilo, operasi smelter tengah dihentikan sementara karena harus dilakukan investigasi secara menyeluruh mengenai penyebab insiden kebakaran i terjadi.

"Sekarang kita perbaiki semua, jadi kita yang rusak kita perbaiki sambil kita berhentiin dulu sementara, sambil kita lihat apa yang menjadi penyebab, interlock-interlock nya semua. Itu kan di Plant Acid, semuanya kan baru nih. Ini kan sistem ini nyala ini nutup itu kan modelnya kayak pake PLC nah ini yg sedang kita cari tau kira-kira kenapa," ucap Dilo.

Sebelumnya, Kementerian ESDM mengungkapkan penyelidikan tengah dilakukan untuk memastikan penyebab kejadian serta langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Siti Sumilah Rita Susilawati menegaskan, keselamatan kerja adalah prioritas utama, dan pihaknya akan terus bekerja sama dengan perusahaan untuk memastikan standar keselamatan dipatuhi dengan ketat.

"Kami juga akan memastikan agar upaya pencegahan dan mitigasi risiko dilakukan secara berkelanjutan demi melindungi keselamatan para pekerja dan lingkungan di sekitar fasilitas tersebut," ujar Siti.

Topik Menarik