Kisah Jenderal Kopassus Bertemu Mantan Musuh yang Pernah Diperangi, Reuni Tak Biasa

Kisah Jenderal Kopassus Bertemu Mantan Musuh yang Pernah Diperangi, Reuni Tak Biasa

Berita Utama | inews | Kamis, 10 Oktober 2024 - 07:05
share

JAKARTA, iNews.id - Jenderal (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono merupakan salah satu perwira tinggi TNI yang memiliki pengalaman tempur luar biasa. Bahkan, Jenderal Kopassus ini pernah berduel maut jarak dekat dengan komandan pasukan Barisan Rakyat (Bara) yakni Siauw Ah San saat operasi pembersihan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) tahun 1973.

Dengan melawan PGRS, maka Hendropriyono juga harus berperang melawan mantan anak didiknya yang menjadi salah pimpinan kelompok separatis tersebut, yakni Bong Kee Chok.

Bong Kee Chok dan adiknya Bong Khun ternyata pernah dilatih Kopassus di Batujajar, Bandung. Keduanya sempat menjadi sekutu Indonesia untuk memerangi Inggris yang membantu Malaysia saat terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia.

PGRS lalu dicap komunis oleh pemerintahan Orde Baru yang belum lama bercokol. Presiden Soeharto ketika itu meminta TNI membasmi PGRS.

"Anak buah saya kenal semua sama komandan-komandan PGRS. Bahkan ada cerita, ada salah satu dari kita yang tertangkap dalam keadaan luka-luka. Karena kenal, diobatin, terus ditinggalin di pinggir kali,” kata Hendropriyono, dikutip dari buku Kopassus untuk Indonesia: Profesionalisme Prajurit Kopassus, Kamis (10/10/2024).

Hendropriyono yang ketika itu masih perwira pertama RPKAD (cikal bakal Kopassus) berangkat memimpin pasukannya melawan PGRS pimpinan Bong Kee Chok di Kalimantan.

Pasukan TNI beberapa kali menangkap dan melumpuhkan anggota PGRS. Hendropriyono juga berhasil mengalahkan salah satu komandan PGRS, Siauw Ah San dalam pertarungan duel. 

Namun, mertua Jenderal (Purn) Andika Perkasa ini tak pernah bertemu langsung dengan Bong Kee Chok di medan tempur. Panglima PGRS tersebut baru keluar dari hutan pada November 1973 dan menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Malaysia.  

“Sesudah selesai pertempuran, Syarif Ahmad Sofyan tertangkap. Bong Khon dan Bong Kee Chok menyerah di Bandar Sri Aman,” kata Hendropriyono.

Jenderal AM Hendropriyono (dok. MPI)
Jenderal AM Hendropriyono (dok. MPI)

Berpuluh-puluh tahun kemudian atau pada 2005, Hendropriyono yang sudah beranjak tua bertemu dengan Bong Kee Chok, sang mantan musuh. Hendropriyono mengenang pertemuan tersebut berlangsung dengan hangat. 

Pertemuan ini berawal dari niat Hendropriyono yang ingin membuat buku dan membutuhkan informasi dari pihak PGRS. Dia mengontak kenalannya di Malaysia, Datuk Zakaria, yang mengaku kenal Bong Kee Chok. 

Mereka akhirnya bertemu di Singapura sebagai tempat yang netral. Di awal pertemuan, Hendropriyono sempat salah orang. Seorang sopir dikiranya Bong Kee Chok. 

“Pas mau saya salamin, dia bilang, oh bukan saya, saya driver-nya. Yang datang itu ternyata sopirnya duluan. Salah potret deh,” kata Hendropriyono.

Setelah itu, Bong Kee Chok turun dari mobil dan mendatangi Hendropriyono. Bong Kee Cok saat itu lebih banyak diam tetapi Hendropriyono berhasil mencairkan suasana. 

Suara-suara tawa akhirnya mewarnai reuni yang tak biasa tersebut. Hendropriyono memperlihatkan luka-luka di tangan dan pahanya saat harus bertempur anak buah Bong Kee Chok.  

"Saya bilang, nih gara-gara kamu, saya luka-luka di tangan, di paha karena saya berantem sama anak buahmu. Dia malah nggak tahu. Waduh, berarti yang saya lawan kemarin itu kucing kurap ya,” kata Hendropriyono sambil berkelakar.

Bong Kee Chok juga memamerkan bekas lukanya saat berperang melawan TNI. Dia mengaku terluka di tangan karena granat Indonesia.

Setelah reuni itu, Hendropriyono mengajak Bong Kee Chok ke Jakarta. Adik Bong Khee Chok, Bong Khun juga menyusul dari Serawak.

Dalam kesempatan lain, Hendropriyono sempat bertanya di mana Bong Kee Chok dulu bersembunyi. Ternyata Bong Kee Chok bersembunyi di salah satu kota Malaysia, yaitu Kuching.

Topik Menarik