ESDM Pastikan Penggunaan BBM Rendah Sulfur Mampu Tekan Emisi

ESDM Pastikan Penggunaan BBM Rendah Sulfur Mampu Tekan Emisi

Ekonomi | inews | Minggu, 6 Oktober 2024 - 18:40
share

JAKARTA, iNews.id - Berbagai macam upaya dilakukan pemerintah agar dampak buruk perubahan iklim tidak terus terjadi dan bertambah parah. Sektor transportasi dalam hal ini memegang kunci penting dalam upaya penurunan emisi.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Cahyono Adi menuturkan, peralihan ke bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur menjadi keharusan agar kualitas udara tidak bertambah buruk.

Pasalnya, BBM dengan sulfur tinggi menjadi salah satu penyumbang emisi. Hal ini dilakukan guna mewujudkan net zero emission (NZE) pada tahun 2060 mendatang.

"BBM rendah sulfur adalah sebuah kebutuhan. Karena kita semua tahu kualitas udara kita saat ini kurang bagus dan salah satu penyebabnya adalah BBM kita yang mengandung sulfur yang tinggi," ujar Agus dalam keterangannya dikutip, Minggu (6/10/2024).

Agus menambahkan, untuk pelaksanaannya, pemerintah telah membuat peta jalan ( road map ) pelaksanaan pendistribusian BBM rendah sulfur dan menjadi rujukan dalam pelaksanaanya.

" Road map pemanfataan BBM rendah sulfur sudah tersedia, tentunya pelaksanannya akan mengikuti road map tersebut," kata dia.

Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi untuk menjaga kenaikan suhu global dengan menaikkan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) dari target pengurangan emisi karbon menjadi 32 persen (912 juta ton CO2) pada tahun 2030 dari sebelumnya 29 persen atau setara 835 juta ton CO2.

"Penggunaan BBM bersulfur rendah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi emisi yang menjadi pemicu naiknya suhu pemanasan global tersebut," katanya.

Berdasarkan peta jalan yang ada, pendistribusian BBM bersulfur rendah jenis minyak solar bersulfur rendah pada tahap awal akan mulai didistribusikan di Jakarta, Cikampek dan Balongan, kemudian dilanjutkan pada periode berikutnya di Nusa Tenggara dan Kalimantan dan kemudian ke Sulawesi, Papua dan Maluku.

Sementara, pendistribusian jenis bensin bersih bersulfur rendah tahap awal akan mulai didistribusikan di daerah Sumatera bagian utara (Sumbagut) dilanjutkan ke Sumatera bagian selatan sebagian, kemudian Banten dan Jawa Tengah bagian utara dilanjutkan kemudian pendistribusian di Kalimantan Barat.

Topik Menarik