Luncurkan Central Counterparty, BI Proyeksi Transaksi Repo Tembus Rp30 Triliun 5 Tahun ke Depan

Luncurkan Central Counterparty, BI Proyeksi Transaksi Repo Tembus Rp30 Triliun 5 Tahun ke Depan

Ekonomi | inews | Senin, 30 September 2024 - 12:43
share

JAKARTA, iNews.id - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan Central Counterparty (CCP) di Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) akan fokus dengan dua produk terlebih dahulu, yakni Repurchase Agreement (Repo) dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).

Perry menuturkan, transaksi Repo dalam 10 tahun terakhir meskipun sudah bekerja sama dengan industri masih di bawah Rp1 triliun per hari. Melalui underlying SBN dan SRBI, nilainya menjadi Rp14 triliun per hari.

Melalui CCP, Perry optimistis dalam lima tahun ke depan transaksi Repo menjadi Rp30 triliun dan sama halnya untuk DNDF yang tadinya 100 juta dolar AS menjadi 1 miliar dolar AS.

"Repo lima tahun berdasarkan strategic business plan dari Rp14 triliun menjadi Rp30 triliun, itu yang sudah kita susun bersama industri, dari per day Rp14 triliun, 2030 Insyaallah Rp30 triliun per day," ucap Perry dalam Peluncuran Central Counterparty di Jakarta, Senin (30/9/2024).

Perry menegaskan, tenornya tidak hanya 2 minggu, namun akan mencapai 3 bulan dan terus 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan.

"Sehingga pembentukan suku bunga dari pasar uang dari 2 minggu sampai dengan setahun itu pro market. Market akan kita develop," tuturnya.

Untuk DNDF, setelah CCP diluncurkan ini akan naik pesat dari yang senilai 100 juta dolar AS per hari saat ini, menjadi 1 miliar dolar AS per hari hingga 2030 atau naik hingga 900 persen.

"Domestic non-delivery forward ini yang mari ini kita selalu malu diri sendiri, domestic non-delivery forward sekarang per day baru Rp100 juta per day. Dalam 5 tahun yuk kita tingkatkan Rp1 billion per day. Sehingga Pak Kartiko, siapa BUMN, kalau perlu hedging nilai tukar ada," ujarnya.

"Tidak hanya 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan untuk hedging forward dan nanti swap sampai dengan 12 bulan ada. Kalau di atas 1 tahun tentu saja repricing lagi. Sepanjang 6 bulan ada, 1 tahun ada, untuk 2 tahun ya repricing, tinggal 2 tahun ya 2 kali price ya repricing. Perbankan tahu lah seperti itu, Rp100 juta, Rp1 billion DNDF, Repo Rp14 per day, triliun, 2030. Bersama kita bisa," kata dia.

Sebagaimana diketahui, transaksi DNDF merupakan transaksi derivatif valuta asing terhadap rupiah berupa transaksi forward dengan mekanisme fixing yang dilakukan di pasar domestik.

Sedangkan Repo ini akan membuat likuiditas dari SBN di pasar uang akan semakin cepat dan dengan pembentukan suku bunga tersebut akan turun.

"Ujung-ujungnya negara kita juga akan beruntung. Karena yield SBN akan bisa turun juga. Likuiditas ini akan menurunkan yield suku bunga," tuturnya.

Topik Menarik