Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Hizbullah yang Disebut Tewas dalam Serangan Israel di Beirut

Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Hizbullah yang Disebut Tewas dalam Serangan Israel di Beirut

Terkini | inews | Sabtu, 28 September 2024 - 16:42
share

JAKARTA, iNews.id - Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dilaporkan tewas akibat serangan Israel di Beirut, Lebanon, Jumat (27/9/2024). Pemimpin gerakan pejuang yang didukung Iran itu termasuk sosok yang lantang melawan pendudukan zionis terhadap Palestina.

Sampai Sabtu (28/9/2024) petang WIB, belum ada tanggapan langsung dari Hizbullah atas laporan kematian pemimpin mereka itu. Berikut profil tentang Nasrallah yang dihimpun dari berbagai sumber.

Hassan Nasrallah lahir pada 31 Agustus 1960 di Bourj Hammoud, sebuah kota kecil di pinggiran ibu kota Lebanon, Beirut. Dia adalah tokoh politik dan militer yang sangat berpengaruh di Timur Tengah. Sejak 1992, dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah, organisasi politik dan militer Syiah yang didirikan pada 1982 dengan dukungan Iran, terutama setelah invasi Israel ke Lebanon.

Nasrallah tumbuh di lingkungan yang religius. Sejak usia muda, dia tertarik pada agama dan politik. Pada usia 16 tahun, dia bergabung dengan gerakan Amal, sebuah kelompok militer Syiah di Lebanon, sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Najaf, Irak. Di sanalah dia bertemu dengan para ulama terkemuka Syiah, termasuk Ayatollah Muhammad Baqir al-Sadr, yang memberikan pengaruh besar pada pandangan ideologisnya. 

Setelah kembali ke Lebanon karena tekanan politik di Irak, dia bergabung dengan Hizbullah dan berkembang pesat dalam struktur organisasi tersebut, menjadi salah satu pemimpin kunci setelah tewasnya Abbas al-Musawi, pemimpin Hizbullah sebelumnya.

Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah berkembang menjadi salah satu kekuatan politik dan militer terkuat di Lebanon dan kawasan. Hassan Nasrallah dikenal sebagai orator ulung yang mampu menggerakkan massa dengan pidato-pidatonya yang kuat, penuh semangat, dan mengobarkan rasa kebanggaan Syiah dan anti-zionisme. Nasrallah sering menekankan pentingnya perlawanan terhadap Israel dan pengaruh Barat di Timur Tengah, serta komitmen terhadap perlindungan kepentingan komunitas Syiah di Lebanon.

Salah satu peristiwa penting dalam kepemimpinan Nasrallah adalah Perang Lebanon 2006, di mana Hizbullah berhadapan langsung dengan Israel selama lebih dari satu bulan. Meskipun banyak infrastruktur Lebanon hancur dan korban sipil yang jatuh, Hizbullah berhasil mempertahankan posisinya dan mendapat dukungan yang lebih luas dari komunitas Syiah serta simpati dari berbagai kelompok di Timur Tengah. Nasrallah kemudian dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap Israel, bahkan di luar komunitas Syiah.

Selain keterlibatannya dalam konflik dengan Israel, Nasrallah juga memainkan peran penting dalam dinamika politik internal Lebanon. Hizbullah di bawah kepemimpinannya telah berubah dari sekadar kelompok militer menjadi aktor politik yang kuat, dengan partai politiknya memiliki perwakilan di parlemen dan kabinet Lebanon. Hizbullah terlibat aktif dalam berbagai aliansi politik, khususnya dengan kelompok-kelompok Kristen dan Sunni yang juga kritis terhadap pengaruh asing di Lebanon.

Nasrallah juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Iran, khususnya dengan Garda Revolusi Iran. Bantuan finansial dan militer dari Iran telah menjadi faktor penting dalam penguatan Hizbullah sebagai kekuatan regional. Hizbullah juga terlibat dalam konflik di Suriah, mendukung pemerintahan Bashar al-Assad, yang juga menjadi sekutu Iran. Keterlibatan ini mendapat kritik dari beberapa pihak di Lebanon yang khawatir tentang dampak intervensi luar terhadap stabilitas negara.

Meskipun banyak dipandang sebagai sosok kontroversial, Nasrallah tetap menjadi tokoh yang sangat dihormati dan ditakuti. Dukungan terhadapnya kuat di kalangan Syiah, tetapi juga menimbulkan ketegangan dengan kelompok-kelompok lain di Lebanon yang mengkhawatirkan pengaruh Hizbullah yang semakin dominan dalam politik negara. Hizbullah di bawah Nasrallah juga diakui secara internasional sebagai kelompok teroris oleh beberapa negara Barat, termasuk Amerika Serikat, yang mengkritik tindakan mereka dan hubungan dekatnya dengan Iran.

Hassan Nasrallah jarang muncul di hadapan publik karena khawatir akan upaya pembunuhan, terutama setelah perang 2006 dengan Israel. Sebagian besar pidatonya disampaikan melalui siaran televisi, yang ditunggu-tunggu oleh para pendukungnya. Meskipun demikian, dia tetap berhasil mempertahankan citra kepemimpinan yang kuat dan karismatik di mata pendukungnya.

Secara keseluruhan, Hassan Nasrallah adalah figur yang sangat berpengaruh di dunia politik Timur Tengah. Ia mewakili semangat perlawanan terhadap dominasi asing di kawasan itu dan menjadi simbol perjuangan Syiah. Namun, perannya dalam memperkuat militerisasi politik di Lebanon dan keterlibatannya dalam konflik regional membuatnya menjadi figur yang kontroversial di tingkat internasional, terutama di kalangan Barat.

Topik Menarik