Israel Siapkan Operasi Serangan Darat ke Lebanon, Perang Besar Menunggu Waktu
TEL AVIV, iNews.id - Israel dilaporkan sedang mempersiapkan operasi serangan darat ke Lebanon. Militer Zionis dalam sepekan tetakhir terlibat saling serang dalam pertempuran terbesar dengan kelompok Hizbullah sejak perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober.
Sumber-sumber militer Israel mengatakan kepada surat kabar The Economist, Minggu (22/9/2024), operasi darat itu bertujuan membuat zona penyangga di perbatasan utara Israel dengan Lebanon.
Seorang perwira cadangan Israel yang terlibat dalam persiapan tersebut mengatakan, rencana operasi darat sudah siap. Meski demikian saat ini belum ada cukup personel untuk melaksanakannya.
The Economist juga melaporkan adanya perpecahan dalam kepemimpinan militer dan politik di Israel. Beberapa pihak menganjurkan eskalasi yang lebih cepat dengan memanfaatkan kekacauan dalam jajaran kelompok Hizbullah. Sementara yang lain menyarankan pendekatan lebih hati-hati untuk memaksa gerakan tersebut mempertimbangkan kembali sikap mereka dan mundur dari pertempuran.
Perang terbaru Israel dengan Hizbullah salah satunya dipicu serangan perangkat komunikasi pager dan walkie talkie di Lebanon pada 17 dan 18 September lalu. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menjanjikan pembalasan yang keras terhadap Israel.
Sejauh ini serangan tersebut telah menewaskan 45 orang dan melukai lebih dari 3.000 lainnya.
Hizbullah merespons serangan bom perangkat komunikasi tersebut dengan menghujani Israel menggunakan 150 roket pada Jumat pekan lalu. Serangan itu menyasar pangkalan dan markas-markas militer Zionis di sepanjang perbatasan.
Israel mengklaim tak ada korban akibat serangan tersebut, meski membakar lahan terbuka yang luas.
Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant kemudian mengumumkan perang fase baru melawan gerakan yang didukung Iran itu dengan menggempur Beirut. Serangan tersebut menewaskan komandan senior Hizbullah Ibrahim Aqil.
Israel juga mengerahkan sejumlah besar pasukan ke perbatasan utara untuk bersiap mengantisipasi pertempuran fisik dengan kelompok Hizbullah.
