Qatar Sindir Negara yang Bungkam dengan Bom Pager di Lebanon: Kita Masuki Perang Kontemporer

Qatar Sindir Negara yang Bungkam dengan Bom Pager di Lebanon: Kita Masuki Perang Kontemporer

Terkini | inews | Jum'at, 20 September 2024 - 18:45
share

DOHA, iNews.id - Qatar menyindir bungkamnya negara-negara di dunia terkait ledakan perangkat komunikasi di Lebanon. Padahal ini merupakan serangan gaya baru yang sangat berbahaya, mengincar korban secara acak termasuk warga sipil.

Menteri Urusan Kerja Sama Internasional Lolwah Al Khater mengatakan, sikap diam komunitas internasional atas ledakan di Lebanon merupakan fenomena yang mengerikan.

"Reaksi dingin dan tidak adanya tindakan masyarakat internasional setelah ledakan perangkat komunikasi di Lebanon mengerikan," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (20/9/2024).

Serangan bom pager dan walkie talkie di Lebanon pada Selasa dan Rabu lalu jelas melanggar hukum internasional. Ini berarti perang sudah tak mengenal batasan lagi. 

"Ini sekarang bukan tentang Lebanon atau Israel atau Gaza, tetapi tentang dimensi baru yang baru saja dimasuki oleh peperangan kontemporer," kata Al Khater.

Dia menegaskan, perangkat elektronik terus bergerak, berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya. Mereka melukai dan membunuh banyak orang tanpa pandang bulu di ruang publik dan sipil.

Sebelumnya Sekjen PBB Antonio Guterres mengecam serangan bom pager dan walkie talkie yang menewaskan dan melukai banyak warga sipil. Dia menegaskan perangkat-perangat yang biasa digunakan warga sipil seharusnya tak dijadikan senjata.

"Saya kira sangat penting ada kontrol yang efektif terhadap objek sipil, tidak menjadikan objek sipil sebagai senjata. Itu harus menjadi aturan yang harus bisa diterapkan oleh pemerintah,” kata Guterres.

Volker Turk, pejabat badan HAM PBB, mengatakan mereka yang terlibat dalam gelombang ledakan mematikan di Lebanon harus dituntut pertanggungjawaban.

“Penargetan serentak terhadap ribuan orang, baik warga sipil maupun anggota kelompok bersenjata, tanpa mengetahui siapa yang memiliki perangkat yang ditargetkan, lokasi mereka, dan lingkungan sekitar mereka pada saat serangan terjadi, melanggar hukum hak asasi manusia internasional dan, sejauh berlaku, hukum humaniter internasional,” ujarnya.

Data resmi pemerintah Lebanon mengungkap, dua serangan bom perangkat komunikasi telah menewaskan 37 orang dan melukai hampir 3.000 orang hingga Jumat. Di antara korban tewas adalah anak-anak.

Selain itu ratusan korban luka dalam kondisi serius. Banyak dari korban mengalami luka parah di wajah, sebagian terancam buta.

Beberapa pakar menjelaskan perangkat komunikasi itu telah dipasangi bahan peledak sebelumnya dengan berat sekitar 20 gram. Itu yang menyebabkan perangkat meledak dengan kekuatan cukup besar untuk melukai, bahkan membunuh penggunanya.

Pemerintah Lebanon maupun kelompok Hizbullah menuduh Israel di balik serangan brutal ini.

Topik Menarik