Heboh Pakar PBB Bandingkan PM Israel Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler

JENEWA, iNews.id - Pakar hak asasi manusia (HAM) PBB yang juga pelapor khusus PBB untuk situasi HAM di Palestina, Francesca Albanese, geram dengan kejahatan yang dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Jalur Gaza, Palestina. Dia bahkan membandingkan Netanyahu dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Pernyataan yang membandingkan Netanyahu dengan Hitler itu disampaikan Albanese di media sosial X. Dia menanggapi posting-an yang menampilkan foto Hitler mendapat sambutan hangat dan menerima penghormatan ala Nazi. Di foto bagian atasnya, ada pemandangan serupa, yakni Netanyahu dikelilingi dan disambut hangat oleh anggota Kongres AS. 

Foto itu diunggah oleh Craig Mokhiber, mantan pejabat HAM PBB yang mengundurkan diri pada akhir Oktober lalu karena kecewa badan dunia tersebut gagal mencegah genosida terhadap warga sipil Gaza.

"Sejarah selalu mengawasi," tulis Mokhiber.

Posting-an Mokhiber itu ditanggapi oleh Albanese.

"Inilah yang saya pikirkan sekarang," kata perempuan yang mendapat mandat dari Dewan HAM PBB pada 2022 itu. Posting-an itu tampaknya tidak berbicara atas nama PBB.

Israel tentu saja memprotes keras. Pemerintahan Zionis menuduh Albanese anti-Semit. Israel sebelumnya beberapa kali mengecam Albanese. Pada Maret lalu, dia menuduh Israel melakukan genosida dalam perang di Gaza.

Misi Israel untuk PBB di Jenewa memberikan komentar atas komentar Albanese itu.

"Ketika seorang 'pakar' PBB saat ini mendukung distorsi Holocaust yang disebarkan oleh mantan direktur (kantor hak asasi PBB) di New York, sistemnya sudah busuk sampai ke akar-akarnya," bunyi pernyataan.

Amerika Serikat, selaku sekutu utama Israel, turut mengecam perempuan asal Italia tersebut.

“Perbandingan yang dilakukan Pelapor Khusus PBB antara Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler tercela dan antisemit,” kata Duta Besar AS untuk Dewan HAM PBB di Jenewa, Michele Taylor.

Albanese pada hari Jumat membalas kritik tersebut dengan menegaskan bahwa ingatan tentang Holocaust tetap utuh.  Dia juga memberikan tanggapan yang elegan.

“Cerita-cerita kelembagaan serta luapan kemarahan moral tidak akan menghentikan jalannya keadilan, yang akhirnya bergerak,” katanya.