Riset Oxfam: Kekayaan 1 Persen Orang Terkaya Dunia Melejit Rp684.774 Triliun dalam 1 Dekade

Riset Oxfam: Kekayaan 1 Persen Orang Terkaya Dunia Melejit Rp684.774 Triliun dalam 1 Dekade

Berita Utama | inews | Sabtu, 27 Juli 2024 - 09:15
share

JAKARTA, iNews.id - Organisasi nirlaba asal London, Oxfam menyebut dalam satu dekade terakhir sangat menguntungkan bagi orang superkaya dunia. Hal ini memicu dorongan pengenaan pajak lebih besar kepada miliarder dari sejumlah pihak.

Mengutip CNN Business , menurut analisis terbaru Oxfam International, kekayaan 1 persen orang terkaya dunia telah melejit sebesar 42 triliun dolar AS atau setara Rp687.774 triliun selama satu dekade terakhir. Angka tersebut hampir 34 kali lebih banyak daripada 50 persen dari populasi global terbawah.

Hasil riset tersebut disampaikan Oxfam menjelang pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Brasil.

Kepala Kebijakan Ketimpangan Oxfam International, Max Lawson menjelaskan, kekayaan bersih rata-rata kaum elit melonjak hampir 400.000 dolar AS atau setara Rp6,5 miliar per orang, setelah disesuaikan dengan inflasi.

Hal ini berbanding terbalik dengan kalangan masyarakat terbawah hanya sebesar 335 dolar AS atau setara Rp5,4 juta.

Ketimpangan telah mencapai tingkat yang tidak senonoh, dan sampai sekarang pemerintah gagal melindungi orang dan planet dari dampak bencana. Satu persen orang terkaya di dunia terus mengisi kantong mereka, sementara sisanya harus berjuang keras mencari remah-remah, ucap Lawson dikutip, Sabtu (27/7/2024).

Adapun, Oxfam secara rutin menerbitkan laporan yang menyoroti ketimpangan global dan mendorong perubahan untuk mulai menyamakan kedudukan.

Analisis terbaru muncul saat kelompok advokasi tersebut, bersama dengan sejumlah mitra, menyerukan para pemimpin G20 untuk menaikkan pajak bagi orang-orang superkaya.

Melalui Presidensi G20 2024, Pemerintah Brasil mengungkapkan sebuah studi tentang kenaikan pajak bagi orang-orang kaya. Laporan yang disiapkan oleh ekonom Prancis dan pakar ketimpangan Gabriel Zucman tersebut menemukan bahwa pajak minimum 2 persen atas kekayaan miliarder global akan menghasilkan antara 200 miliar hingga 250 miliar dolar AS dari sekitar 3.000 pembayar pajak setiap tahunnya.

Menurut Observatorium Pajak Uni Eropa, yang dijalankan oleh Zucman, orang-orang superkaya di negara-negara besar membayar pajak dalam porsi yang jauh lebih kecil dari pendapatan mereka dibandingkan orang-orang biasa. Selain itu, kekayaan mereka dikenakan pajak dengan tarif efektif hanya 0-0,5 persen.

Momentum untuk menaikkan pajak bagi orang-orang superkaya tidak dapat disangkal, dan minggu ini merupakan ujian pertama yang sesungguhnya bagi negara-negara G20. Apakah mereka memiliki kemauan politik untuk mencapai standar global yang mengutamakan kebutuhan banyak orang daripada keserakahan segelintir elit? ucap Lawson.

Pejabat keuangan dari negara-negara terbesar di dunia memulai pembicaraan awal tahun ini tentang penerapan pajak minimum global bagi para miliarder.

Namun, untuk mencapai kesepakatan di antara para pemimpin G20 diperkirakan akan sulit dan bisa memakan waktu lama. Selain itu, penerapan pajak untuk orang superkaya juga akan rumit untuk dilakukan.

Topik Menarik