Iran Bakal Dukung Penuh Hizbullah dengan Segala Cara jika Terjadi Perang dengan Israel

Iran Bakal Dukung Penuh Hizbullah dengan Segala Cara jika Terjadi Perang dengan Israel

Terkini | inews | Selasa, 2 Juli 2024 - 13:20
share

TEHERAN, iNews.id - Iran akan memberikan dukungan penuhnya kepada gerakan Hizbullah di Lebanon jika terjadi konflik dengan Israel. Hal itu diutarakan oleh Kamal Kharrazi, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Selasa (2/7/2024).

“Semua rakyat Lebanon, negara-negara Arab dan para anggota poros perlawanan akan mendukung Lebanon melawan Israel. Dalam situasi seperti itu, kami tidak punya pilihan selain mendukung Hizbullah dengan segala cara,” kata Kharrazi dalam wawancara dengan Financial Times.

Dia menuturkan, jika Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hizbullah, hal itu dapat memicu konflik regional di Timur Tengah. Menurut Kharrazi, Teheran tidak tertarik dengan konflik regional. Karenanya, Iran mendesak Amerika Serikat agar memberikan tekanan pada Israel untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

“Perluasan perang bukanlah kepentingan siapa pun – baik Iran maupun AS,” kata Kharrazi.

Situasi di perbatasan Israel dan Lebanon memburuk sejak dimulainya operasi militer zionis di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Pasukan Israel dan Hizbullah setiap hari saling menembak ke posisi lawan di wilayah sepanjang perbatasan kedua negara. 

Pada 18 Juni lalu, militer Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah menyetujui rencana operasional serangan di Lebanon. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengatakan, Tel Aviv bakal mengubah aturan terhadap kelompok Hizbullah dan Lebanon. Dia bahkan mengancam untuk menghancurkan kelompok itu dengan melakukan perang habis-habisan dan memukul keras Lebanon. 

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan, pihaknya dapat menyerang Israel utara jika permusuhan semakin meningkat. Hizbullah, menurut dia, bakal mengerahkan lebih banyak roket dan rudal ke wilayah Israel.

Kementerian Luar Negeri Lebanon menyebutkan sekitar 100.000 warganya harus meninggalkan rumah mereka di wilayah perbatasan negara itu. Sementara Kemlu Israel menyebutkan 80.000 warga Israel di perbatasan juga harus mengungsi.

Topik Menarik