China Mendadak Buat Aturan untuk Lindungi Harta Karun Ini, Kenapa?

China Mendadak Buat Aturan untuk Lindungi Harta Karun Ini, Kenapa?

Ekonomi | inews | Senin, 1 Juli 2024 - 18:07
share

BEIJING, iNews.id - Pemerintah China tiba-tiba meluncurkan aturan baru terkait logam tanah jarang. Hal tersebut bertujuan melindungi pasokan atas nama keamanan nasional.

Mengutip Reuters, peraturan tersebut memuat tentang penambangan, peleburan, dan perdagangan bahan-bahan penting yang digunakan untuk membuat produk mulai dari magnet pada kendaraan listrik hingga barang elektronik konsumen.

Peraturan yang dirilis oleh Dewan Negara pada hari Sabtu tersebut menyatakan bahwa sumber daya tanah jarang adalah milik negara. Disebutkan juga bahwa pemerintah akan mengawasi perkembangan industri di sekitar tanah jarang, kelompok yang terdiri dari 17 mineral yang dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi milik China. Negara tersebut diketahui menyumbang hampir 90 persen dari hasil olahan global.

Peraturan baru tersebut akan berlaku pada 1 Oktober 2024. Dewan Negara juga akan membentuk sistem informasi ketertelusuran produk tanah jarang.

"Perusahaan-perusahaan di bidang pertambangan, peleburan dan pemisahan tanah jarang, serta ekspor produk-produk tanah jarang, harus membuat sistem pencatatan aliran produk dengan jujur dan harus memasukkannya ke dalam sistem ketertelusuran," kata Dewan Negara dikutip, Senin (1/7/2024).

Pada tahun lalu China telah memberlakukan pembatasan ekspor unsur germanium dan galium, yang banyak digunakan dalam sektor pembuatan chip, dengan alasan melindungi keamanan dan kepentingan nasional.

Perjanjian ini juga melarang ekspor teknologi untuk membuat magnet tanah jarang, selain memberlakukan larangan terhadap teknologi untuk mengekstraksi dan memisahkan tanah jarang.

Peraturan tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa pembatasan pasokan logam tanah jarang dapat meningkatkan ketegangan dengan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, yang menuduh China menggunakan sektor ekonomi untuk mempengaruhi negara lain. Namun, Beijing telah membantah klaim tersebut.

Sementara, Uni Eropa menetapkan target ambisius pada tahun 2030 untuk produksi mineral dalam negeri dalam transisi ramah lingkungan, khususnya logam tanah jarang, karena penggunaannya dalam magnet permanen yang menggerakkan motor pada kendaraan listrik dan pembangkit listrik tenaga bayu.

Permintaan logam tanah jarang diperkirakan akan melonjak enam kali lipat hingga tahun 2030 dan tujuh kali lipat pada tahun 2050.

Adapun, peraturan logam tanah jarang oleh China juga muncul ketika Uni Eropa bersiap untuk mengenakan impor tarif kendaraan listrik China pada 4 Juli mendatang untuk melindungi blok tersebut dari membanjirnya kendaraan listrik yang diproduksi dengan subsidi negara yang tidak adil.

Topik Menarik