Pentingnya Pertolongan Pertama CPR untuk Atlet yang Terkapar di Lapangan, Tak Perlu Menunggu Dipindahkan

Pentingnya Pertolongan Pertama CPR untuk Atlet yang Terkapar di Lapangan, Tak Perlu Menunggu Dipindahkan

Gaya Hidup | inews | Senin, 1 Juli 2024 - 13:22
share

JAKARTA, iNews.id - Pertolongan pertama pada atlet perlu diperhatikan dengan baik-baik. Upaya ini dilakukan untuk menyelamatkan pasien dan mencegah adanya cacat atau cedera lebih parah. 

Altet Badminton China Zhang Zhi Jie mendadak jatuh di lapangan saat bertanding hingga akhirnya meninggal dunia. Tidak diketahui apa penyebab atlet asal China itu meninggal dunia. 

Namun, peristiwa yang terjadi pada sang atlet menjadi pengingat untuk meningkatkan kewaspadaan terkait pentingnya pertolongan pertama pada atlet yang mendadak jatuh dan pingsan. 

Menurut dokter spesialis olahraga Nanang Tri Wahyudi, salah satu penyebab atlet tiba-tiba hilang kesadaran adalah serangan jantung. Namun, dokter Nanang sendiri belum mengetahui secara pasti karena belum dirilis penyebab meninggalnya atlet badminton asal China tersebut. Ini dapat disebabkan kemungkinan Henti jantung (cardiac arrest), serangan jantung (heart attack), atau pun heat stroke (sengatan panas/dehidrasi).

"Atlet dengan penurunan kesadaran tanpa riwayat benturan kemungkinan besar serangan jantung (multifaktor, bisa karena dehidrasi, kekurangan oksigen, kelelahan atau penyebab lain)," kata Dokter Nanang saat dihubungi Senin (1/7/2024).

Dokter Nanang mengungkap, saat seorang atlet mendadak jatuh hingga terkapar di lapangan, pertolongan pertama sesegera mungkin harus dilakukan agar tidak menyebabkan resiko kematian. Pertolongan pertama ini pun berlangsung dalam hitungan menit karena jika sudah melewati menit ke-8, peluang untuk tertolong sangat tipis.

"Window period untuk menolong henti jantung ini hitungan menit, sehingga yang paling penting adalah pertolongan pertama di lapangan. Menit-menit awal adalah masa kritis karena darah tidak boleh berhenti mengalir. Lewat dari 4 menit sudah bisa kerusakan sel otak,lewat dari 8 menit peluang selamat sangat tipis," tuturnya. 

Pertolongan pertama yang dimaksud adalah CPR. Prosedur yang dikenal juga dengan sebutan resusitasi jantung paru ini dapat mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah yang terhenti akibat henti jantung. 

CPR harus langsung dilakukan sesegera mungkin saat atlet sedang terkapar di lapangan, tidak perlu menunggu dipindahkan keluar lapangan. 

"Bila ada atlet yang mendadak mengalami penurunan kesadaran dan dicurigai henti jantung, tim medis berhak langsung masuk lapangan untuk menolong tanpa menunggu instruksi wasit. Pertolongan pertamanya resusitasi jantung paru di lapangan (CPR)," tuturnya. 

Resusitasi menjadi pertolongan pertama yang harus dilakukan sebelum memindahkan atlet mendapatkan penanganan lanjutan, sesuai dengan protokol emergency, termasuk jika ternyata kondisi atlet diharuskan dirujuk ke rumah sakit. 

Dokter Nanang mengimbau agar rumah sakit rujukan dipastikan dekat dengan lokasi pertandingan serta kualifikasi tenaga medis yang tentu juga harus memadai.

"Penekanannya di sini, resusitasi dulu,baru transportasi. Karena melibatkan berbagai provider medis,harus jelas protokol emergency-nya,termasuk kualifikasi tenaga medis dan rumah sakit rujukan yang disiapkan. RS rujukan harus mudah dijangkau dan dekat serta konsultan emergency di RS sudah stand by sewaktu-waktu terjadi rujukan kegawatan," tuturnya.

Topik Menarik