Sampoerna (HMSP) Himpun Laba Rp6,65 Triliun pada 2024, Turun 18 Persen
IDXChannel - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat penurunan laba bersih pada tahun lalu meski pendapatan meningkat. Tekanan pada kinerja bottom line tersebut disebabkan oleh kenaikan biaya, terutama cukai hasil tembakau.
Dalam laporan keuangan auditan yang dikutip Minggu (30/3/2025), Sampoerna mencatatkan penjualan bersih Rp118 triliun pada 2024, naik 1,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp116 triliun.
Kenaikan penjualan bersih HMSP tertolong oleh segmen rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang naik 11,7 persen menjadi Rp40 triliun. Adapun rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) terkoreksi 4 persen menjadi Rp66 triliun. Kedua segmen itu menyumbang 90 persen dari total pendapatan Sampoerna.
Namun, aneka beban tampak meningkat. Beban pokok pendapatan misalnya, naik 2,8 persen menjadi Rp99,3 triliun, sehingga menekan laba kotor 4,1 persen menjadi Rp18,5 triliun dan margin laba menjadi 15,7 persen.
Beban terbesar HMSP berasal dari pita cukai yang menyentuh Rp64 triliun, naik 2,2 persen dari 2023 sebesar Rp62,9 triliun. Jumlah cukai tersebut setara 65 persen dari total COGS HMSP.
Sementara beban lain yang meningkat di antaranya beban penjualan (+5,3 persen), beban umum dan administrasi (+3,1 persen), serta beban lain-lain (+390 persen).
Kenaikan beban ini membuat laba sebelum pajak perseroan turun menjadi Rp8,7 triliun. Setelah dikurangi pajak, maka laba tahun berjalan HSMP tercatat Rp6,65 triliun dengan laba per saham dalam setahun penuh Rp57.
Dari sisi neraca, Sampoerna memiliki kas dan setara kas Rp2,37 triliun per 31 Desember 2024. Persediaan juga meningkat dari Rp19 triliun menjadi Rp22 triliun. Sementara arus kas dari operasional juga turun 18 persen menjadi Rp5,2 triliun.
Sementara ekuitas perseroan turun 5,3 persen menjadi Rp28,3 triliun. Penurunan ini seiring turunnya saldo laba Sampoerna akibat pembayaran dividen menjadi Rp6,5 triliun, turun dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp8,07 triliun.
(Rahmat Fiansyah)