Remaja 17 Tahun AS Ini Habisi Orang Tuanya untuk Dapat Modal untuk Mendanai Pembunuhan Trump

Remaja 17 Tahun AS Ini Habisi Orang Tuanya untuk Dapat Modal untuk Mendanai Pembunuhan Trump

Global | sindonews | Senin, 14 April 2025 - 04:15
share

Seorang remaja Wisconsin, Nikita Casap, yang dituduh membunuh orang tuanya juga berencana membunuh Presiden AS Donald Trump dan melarikan diri ke luar negeri sambil menjebak Rusia atas kejahatan tersebut.

Nikita Casap, 17 tahun, didakwa bulan lalu dengan pembunuhan tingkat pertama setelah polisi menemukan jasad ibu dan ayah tirinya, keduanya ditembak di kepala, di dalam rumah mereka di Waukesha.

Dia ditangkap di Kansas setelah melarikan diri dengan kendaraan curian dengan uang tunai USD14.000, paspor, dan anjing keluarga. Petugas juga menemukan revolver yang tidak terisi, kotak amunisi, dan dua ponsel selama penghentian lalu lintas.

“Casap tampaknya telah menulis manifesto yang menyerukan pembunuhan Presiden Amerika Serikat. Ia berhubungan dengan pihak lain tentang rencananya untuk membunuh Presiden dan menggulingkan pemerintah Amerika Serikat,” demikian pernyataan surat perintah yang dibuka pada hari Jumat, dilansir RT.

“Pembunuhan orang tuanya tampaknya merupakan upaya untuk mendapatkan sarana keuangan dan otonomi yang diperlukan untuk melaksanakan rencananya,” imbuhnya.

FBI menuduh bahwa Casap membayar, setidaknya sebagian, untuk sebuah pesawat nirawak dan bahan peledak yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai “senjata pemusnah massal.” Surat pernyataan tertulis tersebut menyatakan bahwa peralatan tersebut dimaksudkan untuk mendukung serangan yang direncanakan.

Pesan yang ditemukan di teleponnya menunjukkan Casap mendiskusikan rencana tersebut dengan seorang pengguna yang tidak dikenal di Telegram. Pada tanggal 21 Januari, ia bertanya, “Negara mana yang akan disalahkan atas kejahatan tersebut?” Pengguna tersebut menjawab, “Rusia akan disalahkan untuk itu, inilah tujuannya.”

Ponsel Casap juga berisi percakapan dengan seorang pengguna yang menggunakan nomor telepon Ukraina, yang tampaknya membahas rencana pelarian pascaserangan. "Berapa lama saya harus bersembunyi sebelum dipindahkan ke Ukraina? 1-2 bulan?" tanyanya.

"Jadi selama di Ukraina, saya bisa mendapatkan pekerjaan normal dan menjalani kehidupan normal? Bahkan jika nanti ketahuan saya yang melakukannya?" imbuhnya.

Para agen juga menemukan tangkapan layar dari dokumen tiga halaman berjudul "Percepat Keruntuhan," yang dibuat pada tanggal 28 Februari. Manifesto tersebut menyerukan kekerasan politik, termasuk pembunuhan presiden, untuk memicu kekacauan sosial dan "melindungi ras kulit putih."

Manifesto tersebut menyatakan bahwa "perlu untuk mempercepat keruntuhan" dari apa yang disebutnya "pemerintahan yang diduduki Yahudi," dimulai dengan Amerika Serikat. "Ras kulit putih tidak dapat bertahan hidup kecuali Amerika runtuh," klaim Casap.

"Mengenai alasannya, khususnya Trump, saya rasa sudah jelas. Dengan menyingkirkan presiden dan mungkin wakil presiden, itu pasti akan menimbulkan kekacauan — dan bukan hanya itu, tetapi juga akan semakin menyebarkan gagasan kepada publik bahwa pembunuhan dan percepatan keruntuhan adalah hal yang mungkin dilakukan," demikian bunyi kutipan lainnya.

Casap ditahan dengan jaminan USD1 juta dan menghadapi dua tuduhan pembunuhan berencana tingkat pertama, bersama dengan tujuh tuduhan kejahatan lainnya, termasuk menyembunyikan mayat dan pencurian identitas. Ia akan kembali ke pengadilan pada tanggal 7 Mei.

Topik Menarik