India Diversifikasi Impor, China Tak Lagi Jadi Andalan Utama
Impor produk-produk India di kancah global tumbuh rata-rata 8 dari tahun 2019 hingga 2024, sementara impor dari China tumbuh pada tingkat yang lebih lambat yaitu 5, yang mencerminkan berkurangnya ketergantungan pada barang-barang China.
Meski India telah menghadapi banyak tantangan karena ketergantungannya yang berlebihan pada impor China, inisiatif strategis yang diambil New Delhi dalam beberapa tahun terakhir untuk mengurangi ketergantungan ini sembari mempromosikan kemampuan manufaktur dalam negeri telah terlihat jelas.
Mengutip dari Times of Oman, Minggu (6/4/2025), hubungan dagang India dengan China telah menjadi subjek pengawasan yang cukup ketat selama beberapa dekade terakhir. Selama bertahun-tahun, India sangat bergantung pada China untuk impor, khususnya di sektor-sektor seperti elektronik, mesin, tekstil, dan bahan kimia.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perubahan nyata dalam pola impor India dari China, khususnya di era pascapandemi Covid-19. Laju impor dari China telah surut, suatu perkembangan yang membawa implikasi signifikan bagi lanskap ekonomi India.
Impor Tinggi dari China
Ketergantungan India yang semakin besar pada impor China menjadi penyebab kekhawatiran karena beberapa alasan. Satu hal yang paling menonjol di antara kekhawatiran ini adalah defisit perdagangan antara kedua negara, yang terus melebar selama bertahun-tahun.Ketidakseimbangan dalam perdagangan telah menjadi masalah utama bagi India, karena negara itu mengimpor jauh lebih banyak dari China daripada yang diekspornya ke negara itu.
Salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi India adalah masuknya produk-produk berbiaya rendah ke pasar India oleh China, yang berdampak parah pada industri lokal. Fenomena ini, yang dikenal sebagai "dumping”, terjadi ketika suatu negara mengekspor barang dengan harga lebih rendah dari biaya produksi, yang sering kali menyebabkan persaingan tidak adil.
Masuknya barang-barang China yang murah menyebabkan batas kemungkinan produksi bagi banyak usaha kecil dan menengah di India, terutama di sektor-sektor seperti elektronik, tekstil, dan kimia, yang tidak mampu bersaing dengan harga rendah impor China.
Untuk industri domestik India, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah, situasinya bahkan lebih buruk. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam perekonomian India, menyediakan lapangan kerja bagi jutaan orang, khususnya di daerah pedesaan.
Ketersediaan alternatif China yang lebih murah membuat produsen lokal kesulitan untuk memperluas operasi mereka, berinvestasi dalam teknologi baru, dan menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini berdampak jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di India.
Pergeseran India ke Arah Diversifikasi Impor
Menanggapi tantangan ini, India telah melakukan upaya signifikan untuk mengurangi ketergantungannya pada China untuk impor. Pergeseran ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mempromosikan kemandirian, meningkatkan manufaktur dalam negeri, dan menciptakan ekonomi yang lebih tangguh dan kompetitif.Salah satu inisiatif utama yang mendorong pergeseran ini adalah “Atmanirbhar Bharat Abhiyan” (Kampanye India yang Mandiri), yang diluncurkan pemerintah pada tahun 2020.
Inisiatif ini bertujuan membangun kapasitas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor asing, khususnya dari China. Visi ini sejalan dengan kampanye “Buatan India”, yang diluncurkan pada awal tahun 2014 untuk mempromosikan manufaktur lokal, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja.
Melalui program-program ini, pemerintah telah berfokus pada penciptaan lingkungan kondusif bagi pertumbuhan industri dalam negeri. Ini termasuk mengurangi biaya berbisnis, meningkatkan kemudahan berbisnis, dan meningkatkan infrastruktur.
Dengan mengatasi berbagai masalah seperti pajak yang tinggi, hambatan regulasi, dan hambatan birokrasi, India bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih menarik bagi bisnis domestik dan internasional. Lebih jauh, pemerintah telah secara aktif mempromosikan pertumbuhan sektor-sektor seperti farmasi, elektronik, mesin, mobil, tekstil, dan pakaian jadi.
Impor India dari dunia tumbuh pada tingkat rata-rata 8 antara tahun 2019 dan 2024, meski ada fluktuasi. Namun, impor dari China tumbuh pada tingkat rata-rata yang lebih lambat yaitu 5, yang menunjukkan berkurangnya ketergantungan pada barang-barang China.
Sementara impor dari dunia mengalami lonjakan signifikan pada 2021 dan 2022, impor dari China tumbuh lebih moderat, dengan penurunan pada tahun 2024.
Meningkatkan Daya Saing dan Membangun Kapabilitas Domestik
Pilar utama strategi India untuk mengurangi impor dari China adalah penekanan pada penguatan kapabilitas manufaktur domestik. Pemerintah telah berinvestasi besar dalam pengembangan sumber daya lokal, tenaga kerja terampil, dan infrastruktur teknologi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat bersaing di pasar domestik dan internasional.Hal ini terbukti di sektor-sektor seperti elektronik, di mana pemerintah telah menerapkan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan manufaktur lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Meningkatnya fokus India pada pengembangan keterampilan juga menjadi aspek penting dari transformasi ini. Dengan didirikannya sejumlah pusat pengembangan keterampilan dan program pelatihan, negara ini bertujuan untuk mengembangkan tenaga kerja dengan keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan berbagai sektor.
Fokus pada pengembangan keterampilan ini tidak hanya mendukung industri dalam negeri, tetapi juga memastikan tenaga kerja India dapat bersaing secara global.
Pemerintah India juga telah berupaya meningkatkan logistik rantai pasokan dan mengintegrasikan UMKM ke dalam rantai nilai global. Hal ini penting untuk memastikan bahwa industri India tidak hanya kompetitif di dalam negeri, tetapi juga mampu memasuki pasar global. Dengan menciptakan rantai pasokan yang lebih terintegrasi dan efisien, India bertujuan mengurangi biaya produksi, meningkatkan daya saing, dan memastikan pertumbuhan jangka panjang.
Strategi penting lainnya untuk mengurangi impor dari China adalah promosi kampanye "Vokal untuk Lokal.” Inisiatif ini mendorong konsumen India untuk lebih memilih barang produksi dalam negeri daripada barang impor.
Inti kampanye ini adalah menumbuhkan rasa bangga terhadap produk buatan India dan mengalihkan preferensi konsumen untuk mendukung industri lokal.
Sasaran jangka panjangnya adalah menciptakan ekosistem manufaktur domestik yang kuat yang dapat menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga kompetitif. Dengan meningkatkan produksi domestik, India bertujuan mengurangi ketergantungannya pada impor dan menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan tangguh.
Inovasi, Penelitian, dan Pengembangan
Inovasi dan penelitian memainkan peran penting dalam mendorong daya saing ekonomi mana pun. Untuk memastikan bahwa industri domestik India dapat bersaing dengan pasar global, pemerintah telah meningkatkan investasi secara signifikan dalam penelitian dan pengembangan (R&D).Investasi ini ditujukan untuk mendorong inovasi, meningkatkan kualitas produk, dan mengembangkan teknologi baru. Fokus pada R&D khususnya terlihat jelas di sektor-sektor seperti farmasi, elektronik, dan energi terbarukan, di mana India memiliki potensi signifikan untuk menjadi pemimpin global.
India semakin berfokus pada pembangunan ekonomi yang lebih mandiri yang dapat berdiri sendiri dan mengurangi ketergantungan eksternal. Meskipun hubungan ekonomi dengan China kuat, perubahan dalam dinamika perdagangan India cukup signifikan.
Sebagai kesimpulan, laju impor India dari China terus menurun pada tahun-tahun pascapandemi Covid-19 karena kombinasi inisiatif strategis, langkah-langkah kebijakan, dan meningkatnya penekanan pada kemandirian dan manufaktur dalam negeri.
Dengan berfokus pada penguatan kemampuan produksi dalam negeri, mempromosikan industri lokal, dan mengurangi ketergantungan pada impor asing, India sedang dalam perjalanan menjadi ekonomi yang lebih kompetitif dan tangguh.
Pergeseran ini tidak hanya berpotensi meningkatkan neraca perdagangan India, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi bisnis, meningkatkan prospek lapangan kerja, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.