Kenapa Israel Sering Melanggar Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza?
Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas telah terlibat dalam konflik berkepanjangan yang ditandai dengan serangkaian gencatan senjata.
Meski demikian, Israel sering kali melanggar gencatan senjata tersebut dengan berbagai dalih.
Pelanggaran-pelanggaran ini disebabkan kombinasi faktor politik, militer, dan sosial yang kompleks.
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa Israel sering dianggap melanggar perjanjian gencatan senjata:
1. Ketegangan dalam Negosiasi dan Pertukaran Tahanan
Salah satu penyebab utama pelanggaran gencatan senjata oleh Israel adalah ketegangan dalam negosiasi, terutama terkait pertukaran tahanan dan pembebasan sandera.Misalnya, pada Maret 2025, negosiasi antara Israel dan Hamas mengalami kebuntuan setelah Hamas menawarkan pembebasan seorang sandera Amerika-Israel sebagai upaya memperpanjang gencatan senjata.
Namun, Israel menolak tawaran tersebut, menyebutnya sebagai "perang psikologis," dan meragukan ketulusan Hamas dalam negosiasi.
Kebuntuan ini dijadikan dalih oleh Israel untuk meningkatkan ketegangan yang akhirnya memicu pelanggaran gencatan senjata.
2. Serangan Militer Mendadak oleh Israel
Israel sering melancarkan serangan militer mendadak ke Jalur Gaza dengan dalih menargetkan infrastruktur militer atau tokoh penting Hamas, meski korbannya sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.Pada 18 Maret 2025, Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan lebih dari 400 orang, termasuk perempuan dan anak-anak, mengakhiri gencatan senjata yang telah berlangsung sejak Januari.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berdalih serangan ini bertujuan menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera Israel.
Namun, tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran gencatan senjata terang-terangan dan memicu kecaman internasional.
3. Blokade Bantuan dan Krisis Kemanusiaan Buatan Israel
Selama periode gencatan senjata, Israel sering memberlakukan blokade yang membatasi aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.Tindakan ini memperburuk kondisi kehidupan warga Palestina dan meningkatkan ketegangan.
Misalnya, selama gencatan senjata pada Januari 2025, Israel memblokir masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza selama tiga pekan dan melanjutkan serangan di Palestina, Suriah, dan Lebanon, yang berkontribusi pada runtuhnya gencatan senjata.
4. Tekanan Politik Internal Israel
Keputusan Israel melanggar gencatan senjata juga dipengaruhi dinamika politik internal Israel.Perdana Menteri Netanyahu yang ingin tetap berkuasa, menghadapi tekanan dari sekutu sayap kanan dan skandal politik yang mendorongnya untuk mengambil tindakan militer guna mempertahankan dukungan politik.
Misalnya, pada Maret 2025, Netanyahu melanjutkan serangan terhadap Hamas, mengakhiri perdamaian yang rapuh yang ditetapkan oleh gencatan senjata Januari, meskipun ada konsekuensi politik potensial.
5. Ketidakpercayaan dan Provokasi Israel
Ketidakpercayaan antara Israel dan Hamas sering memicu tindakan provokatif yang mengarah pada pelanggaran gencatan senjata.Misalnya, pada Maret 2025, Netanyahu menuduh Hamas menolak membebaskan sandera dan menyatakan negosiasi hanya akan dilakukan di bawah tekanan militer.
Sebaliknya, Hamas menuduh Israel melanggar gencatan senjata secara sepihak. Tuduhan dan tindakan saling balas ini menciptakan siklus kekerasan yang sulit dihentikan.
6. Kurangnya Komitmen Israel terhadap Gencatan Senjata
Beberapa pihak di Israel menentang gencatan senjata sejak awal, dengan alasan perang di Gaza harus dilanjutkan untuk mencapai tujuan militer tertentu.Penolakan ini mencerminkan kurangnya komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata dan meningkatkan kemungkinan pelanggaran.
7. Ketidakjelasan dalam Perjanjian Gencatan Senjata
Seringkali, perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas tidak memiliki komitmen yang jelas dan jaminan yang kuat, sehingga rentan terhadap pelanggaran.Kurangnya kejelasan ini memungkinkan kedua belah pihak menafsirkan perjanjian sesuai kepentingan mereka, yang dapat memicu pelanggaran.
8. Netanyahu Bisa Dipenjara karena Kasus Korupsi Jika Pemerintahannya Runtuh
Netanyahu yang saat ini terlilit banyak kasus korupsi di pengadilan sangat takut jika jabatannya sebagai perdana menteri hilang karena pemerintahannya runtuh, hingga bisa dipenjara karena berbagai kasus korupsinya.5 Fakta Noa Argamani, Eks Sandera Israel Keturunan China yang Berhasil Selamat setelah Dibom Zionis
Karena itu dia terus melanjutkan perang di Gaza untuk menjamin pemerintahannya terus berlanjut, meski mengorbankan nyawa puluhan ribu warga sipil Palestina.
Secara keseluruhan, pelanggaran gencatan senjata oleh Israel disebabkan kombinasi faktor negosiasi yang buntu, tindakan militer mendadak, blokade yang memperburuk krisis kemanusiaan, tekanan politik internal, ketidakpercayaan dan provokasi, kurangnya komitmen terhadap perjanjian, dan ketidakjelasan dalam perjanjian gencatan senjata itu sendiri.
Ambisi Netanyahu untuk terus berkuasa juga turut berperan besar sehingga perang terus berlanjut dan Israel terus melanggar gencatan senjata di Gaza.
Faktor-faktor ini menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan rentan terhadap kekerasan berkelanjutan.