Pesawat Militer Sudan Jatuh di Tengah Perang Saudara, 10 Orang Tewas

Pesawat Militer Sudan Jatuh di Tengah Perang Saudara, 10 Orang Tewas

Global | sindonews | Rabu, 26 Februari 2025 - 00:41
share

Sebuah pesawat militer Sudan jatuh pada hari Selasa di pinggiran ibu kota Khartoum. Para aktivis pro-demokrasi mengatakan 10 orang tewas dalam insiden tersebut.

Itu terjadi ketika Sudan sedang dilanda perang saudara antara militer pemerintah melawan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), yang dimulai sejak April 2023.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa malam, militer Sudan mengatakan pesawat itu jatuh saat lepas landas dari sebuah pangkalan udara, menewaskan dan melukai sejumlah personel militer dan warga sipil.

"Yang terluka telah dibawa ke rumah sakit, dan tim pemadam kebakaran berhasil memadamkan api di lokasi kecelakaan," bunyi pernyataan militer Sudan, yang dilansir AFP, Rabu (26/2/2025).

Seorang sumber militer sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa kerusakan teknis menjadi penyebab jatuhnya pesawat Antonov tersebut.

Kecelakaan itu terjadi di dekat pangkalan udara Wadi Seidna—salah satu pusat militer terbesar pasukan Sudan di Omdurman, bagian dari Khartoum Raya.

Karari Resistance Committee (Komite Perlawanan Karari), bagian dari jaringan relawan yang mengoordinasikan bantuan di seluruh Sudan, melaporkan bahwa 10 jenazah dan beberapa orang yang terluka dibawa ke rumah sakit Al-Nao di Omdurman.

Saksi mata melaporkan kerusakan pada beberapa rumah di lingkungan tempat pesawat itu jatuh.

Warga di Omdurman utara melaporkan ledakan keras akibat kecelakaan itu, yang juga menyebabkan pemadaman listrik di beberapa lingkungan sekitar.

Seorang saksi mata mengatakan pesawat itu terbang ke arah selatan dari Sudan utara saat jatuh di dekat pangkalan.

Insiden itu terjadi sehari setelah paramiliter RSF mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat tempur di Nyala, ibu kota Darfur Selatan.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media, RSF mengatakan telah menembak jatuh pesawat Ilyushin buatan Rusia pada Senin pagi, dengan klaim bahwa pesawat itu hancur bersama awaknya.

Eskalasi baru-baru ini menyusul kemajuan signifikan oleh militer di Sudan tengah dan ibu kota Khartoum dalam serangan multi-front terhadap RSF.

Sejak April 2023, Panglima Militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya sekaligus komandan RSF Mohamed Hamadan Daglo, yang dulunya sekutu, telah terlibat dalam perebutan kekuasaan yang brutal.

Konflik yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa itu pecah setelah terjadi keretakan antara Burhan dan Daglo terkait struktur pemerintahan mendatang.

Menurut PBB, konflik tersebut telah memicu salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia dalam sejarah.

Topik Menarik