Arab Saudi Diduga Diam-diam Memperluas Kemampuan Rudal Jarak Jauh

Arab Saudi Diduga Diam-diam Memperluas Kemampuan Rudal Jarak Jauh

Global | sindonews | Minggu, 23 Februari 2025 - 05:49
share

Arab Saudi diduga telah diam-diam memodernisasi dan memperluas kemampuan rudal jarak jauhnya. Dugaan ini berdasarkan citra satelit yang diterbitkan Kamis lalu.

Fabian Hinz, seorang peneliti pertahanan dan militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), telah menganalisis gambar-gambar satelit Planet Labs.

Riyadh pertama kali membuat rudal permukaan-ke-permukaan jarak jauh pada tahun 1980-an sebagai respons terhadap perang Iran-Irak dan penyebaran kemampuan rudal yang lebih luas di wilayah tersebut.

Rincian tentang pengembangan program rudalnya sejak saat itu masih langka, karena kerajaan Teluk itu jarang memamerkan persenjataan jarak jauhnya secara terbuka.

Laporan IISS menemukan apa yang tampak sebagai pembangunan pangkalan rudal bawah tanah di dekat kota al-Nabhaniyah di Arab Saudi bagian tengah. Pembangunan dimulai pada tahun 2019 dan sebagian besar selesai pada awal tahun 2024, imbuh laporan tersebut.

Menurut IISS, situs tersebut menandai fasilitas pertama sejenisnya yang dibangun sejak tahun 1980-an.

Tanda-tanda bahwa situs tersebut adalah pangkalan rudal, kata Hinz, meliputi: gaya bangunan administrasi yang serupa dengan pangkalan rudal Saudi lainnya, pemisahan geografis yang serupa antara kompleks bawah tanah dan area pemukiman dan administrasi di atas tanah, dan pintu masuk terowongan yang menyerupai pangkalan yang sudah ada.

Catatan kontraktor juga menunjukkan bahwa proyek di al-Nabhaniyah berada di bawah naungan Kementerian Pertahanan.

Laporan IISS juga menambahkan bahwa konstruksi baru telah dilakukan di pangkalan pasukan rudal Saudi yang sudah ada di Wadi al-Dawasir.

Penambahan terbaru adalah bangunan besar, yang dapat berfungsi sebagai bangunan operasional atau pendukung di dalam kompleks tersebut.

Lebih lanjut, IISS mencatat tanda-tanda modernisasi dan perluasan di markas pangkalan rudal di Riyadh, serta terowongan baru atau bagian bawah tanah yang dibangun di pangkalan-pangkalan di al-Hariq, Raniyah, dan al-Sulayyil.

Pencegah Strategis

Kemampuan rudal jarak jauh Arab Saudi masih sangat dirahasiakan.

Kerajaan tersebut melakukan latihan militer skala besar dengan memamerkan rudal balistik Dongfeng-3 buatan China pada tahun 2014, memamerkan rudal tersebut untuk pertama kalinya.

Pada Desember 2021, CNN melaporkan bahwa Arab Saudi secara aktif memproduksi rudal balistiknya sendiri dengan bantuan China, mengutip penilaian intelijen AS.

The Intercept melaporkan pada bulan Mei 2022, mengutip sumber intelijen AS, bahwa Riyadh berencana untuk mengimpor rudal balistik China di bawah program bernama "Crocodile".

Sebagai bagian dari program Visi 2030 Arab Saudi untuk mendiversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada minyak, kerajaan tersebut berupaya untuk meningkatkan industri manufaktur pertahanan dalam negerinya.

"Tidak adanya penggunaan rudal balistik dalam kampanye Arab Saudi melawan Ansarullah (kelompok Houthi) menunjukkan bahwa sistem ini mungkin lebih berfungsi sebagai pencegah strategis daripada kemampuan berperang," tulis Hinz.

"Dengan demikian, peran mereka yang sebenarnya mungkin baru terungkap saat terjadi krisis,” ujarnya, yang dilansir Middle East Eye, Minggu (23/2/2025).

Topik Menarik