Zelensky akan Kalah jika Pemilu Diadakan Sekarang

Zelensky akan Kalah jika Pemilu Diadakan Sekarang

Global | sindonews | Jum'at, 21 Februari 2025 - 08:45
share

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan kalah dari mantan panglima tertingginya, Valery Zaluzhny, dengan selisih suara yang besar jika pemilu diadakan di Ukraina hari ini, menurut laporan The Economist.

Laporan itu berdasarkan mengutip jajak pendapat internal.

Masa jabatan presiden lima tahun Zelensky berakhir pada Mei 2024, dan dia menolak mengadakan pemilu sejak saat itu, dengan alasan darurat militer.

Berbicara akhir bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Zelensky tidak lagi memiliki legitimasi yang diperlukan untuk menandatangani perjanjian resmi.

Dalam artikel pada hari Rabu, The Economist mengatakan, "Banyak warga Ukraina jelas frustrasi dengan pemimpin perang mereka."

Menurut data yang dikutip dalam laporan tersebut, “Zelensky akan kalah dalam pemilu mendatang dengan selisih suara 30 hingga 65 dari Valery Zaluzhny, jika mantan komandan tersebut mencalonkan diri untuk jabatan.” Zaluzhny saat ini menjabat sebagai duta besar Ukraina untuk Inggris.

The Economist lebih lanjut mengklaim, sangat kontras dengan popularitas 90 yang konon dinikmatinya selama hari-hari awal konflik pada tahun 2022, peringkat Zelensky mencapai titik terendah 52 bulan lalu.

Pada hari Kamis, media Ukraina Strana.UA mengutip survei terbaru yang dilakukan perusahaan jajak pendapat Socis yang menunjukkan hanya 15,9 yang akan memilih Zelensky, dengan Zaluzhny menikmati dukungan dari 27,2 responden.

Pertanyaan tentang popularitas Zelensky di dalam negeri diajukan Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa, ketika dia mengatakan kepada wartawan, "Pemimpin di Ukraina... dia turun pada peringkat persetujuan 4."

Dia menambahkan, “Seruan untuk pemilihan umum baru bukan masalah Rusia, tetapi sesuatu yang datang dari saya, dan juga datang dari banyak negara lain."

Menanggapi klaim presiden AS, Zelensky menyatakan pada hari Rabu bahwa Trump telah tertipu oleh "disinformasi Rusia."

Dia juga mengutip jajak pendapat Januari dari Institut Sosiologi Internasional Kiev (KMIS) yang menunjukkan 57 warga Ukraina memercayainya.

Pernyataan pemimpin Ukraina itu tampaknya tidak diterima dengan baik oleh Trump, yang mengecam Zelensky dalam posting di platform Truth Social miliknya pada hari itu juga sebagai "diktator tanpa pemilihan."

Presiden AS itu menegaskan kembali tuduhannya bahwa Zelensky "sangat rendah dalam jajak pendapat Ukraina," dan menyimpulkan dia "lebih baik bergerak cepat atau dia tidak akan memiliki Negara lagi."

Berbicara di Konferensi Keamanan Munich Sabtu lalu, pemimpin Ukraina itu mengatakan dia "siap berbicara tentang pemilihan umum, (tetapi) warga Ukraina tidak menginginkan ini."

Dia mengklaim mengadakan pemungutan suara di tengah konflik dengan Moskow akan merusak persatuan nasional.

Topik Menarik