Heboh, Menhan AS Pete Hegseth Pamer Tato Bertuliskan Kafir

Heboh, Menhan AS Pete Hegseth Pamer Tato Bertuliskan Kafir

Global | sindonews | Jum'at, 28 Maret 2025 - 03:11
share

Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) atau bos Pentagon, Pete Hegseth, telah mengungkap tato kontroversial di bisep bagian dalam lengan kanannya yang bertuliskan "Kafir” dalam tulisan Arab.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kafir berarti orang yang ingkar, atau orang yang tidak percaya Allah SWT dan rasul-Nya.

Aksi bos Pentagon pamer tato bertuliskan Kafir tersebut telah beredar di internet, yang memicu orang-orang bertanya tentang alasan di balik pamer tato tersebut.

Beberapa pengguna media sosial menganggap tato tersebut bersifat Islamofobia, mengingat riwayatnya membuat komentar yang menghasut terhadap umat Muslim di masa lalu.

Sekadar diketahui, dia pernah berteriak "bunuh semua Muslim" dalam keadaan mabuk di sebuah acara untuk veteran militerAS pada tahun 2015, menurut laporan The New Yorker tahun lalu.

Pada tahun 2018, saat berbicara di sebuah acara di Yerusalem, Hegseth mengatakan: "Tidak ada alasan mengapa mukjizat membangun kembali Bait Suci di Temple Mount [Al-Aqsa] tidak mungkin terjadi", yang dapat diartikan sebagai keinginan untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa.

Dalam bukunya yang terbit pada tahun 2020, American Crusade, Hegseth menggambarkan Islam sebagai "musuh Barat", dan menyajikan sejumlah pandangan yang menyimpang tentang umat Muslim sebagai fakta.

Pada hari Rabu, Hegseth mengunggah foto dirinya mengenakan perlengkapan latihan militer, saat mengunjungi pangkalan militer di Hawaii. Tato tersebut terlihat di salah satu foto.

Tato tersebut tampaknya baru, karena foto yang diambil pada bulan November 2024 tidak memperlihatkannya.

Hegseth, yang menjabat sejak Januari setelah terpilihnya Presiden Donald Trump, memiliki sejumlah tato yang mencengangkan dan telah menjadi bahan spekulasi mengenai motif di balik tato tersebut.

Di bisepnya, dia juga memiliki tato frasa Latin "Deus vult," yang diterjemahkan menjadi "Tuhan menghendaki-Nya”, sebuah pepatah Kristen yang digunakan sebagai seruan perang selama Perang Salib di Abad Pertengahan, ketika pasukan Kristen berperang melawan kaum Muslim di Levant modern.

Di dadanya, Hegseth memiliki tato Salib Yerusalem, varian salib Kristen yang juga dikaitkan dengan Perang Salib.

Tato "Kafir" milik Hegseth juga telah memicu ejekan karena ironi tato yang berlandaskan agama, ketika kata Arab tersebut menunjukkan seseorang yang tidak percaya pada keberadaan Tuhan.

Di AS, salib, bersama dengan "Deus vult”, telah dikaitkan dengan beberapa gerakan nasionalis Kristen, sayap kanan, dan neo-Nazi.

Pada tahun 2021, Hegseth dilarang menghadiri pelantikan Presiden Joe Biden saat itu karena tatonya, setelah petugas penegak hukum memindahkan 12 orang karena tindakan pencegahan keamanan.

Ketakutan akan insiden ekstremis tersebar luas selama periode itu, menyusul kerusuhan Capitol pada tanggal 6 Januari.

Hegseth membela tato tersebut, menyebutnya sebagai simbol iman Kristennya.

Menteri Pertahanan AS itu sebelumnya menjabat sebagai presenter televisi di Fox News, dan merupakan mantan anggota Garda Nasional Angkatan Darat, setelah bertempur dalam perang AS di Irak dan Afghanistan.

Sebelum diangkat sebagai Menteri Pertahanan, Hegseth menghadapi tuduhan pelecehan seksual, penyalahgunaan alkohol, dan salah urus keuangan.

Hegseth terlibat dalam skandal lain minggu ini, setelah seorang jurnalis dari The Atlantic secara tidak sengaja ditambahkan ke obrolan yang mengungkapkan rencana lengkap AS untuk serangan mematikannya terhadap Houthi Yaman pada tanggal 18 Maret.

Dia telah digambarkan sebagai orang yang "tidak profesional" dan "memalukan" atas insiden tersebut, dan telah dikritik karena belum meminta maaf.

Topik Menarik