Hamas Serahkan 4 Jasad Sandera yang Dibom Israel, Netanyahu Ancam Balas Dendam

Hamas Serahkan 4 Jasad Sandera yang Dibom Israel, Netanyahu Ancam Balas Dendam

Global | sindonews | Jum'at, 21 Februari 2025 - 00:05
share

Hamas telah menyerahkan empat jasad sandera Israel, yang semuanya tewas akibat pengeboman pasukan Zionis di Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah dan mengancam akan membalas dendam terhadap wilayah Gaza. Dia mengabaikan penyebab kematian empat sandera tersebut.

Empat jasad sandera tersebut; Shiri Bibas, kedua anaknya—Ariel dan Kfir—dan Oded Lifshitz, diserahkan ke Palang Merah Internasional di kota Khan Younis, Gaza selatan, pada hari Kamis berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Hamas, kelompok perlawanan Palestina yang berkuasa di Gaza, mengatakan empat sandera itu tewas dalam serangan udara Israel yang membabi buta selama perang genosida selama 16 bulan di daerah kantong Palestina tersebut.

Dalam pernyataan pertamanya setelah Hamas menyerahkan empat jasad sandera Israel tersebut, Netanyahu melalui kantornya mengatakan: "Suara darah orang-orang terkasih kita berteriak kepada kita dari tanah. Itu mengharuskan kita untuk menyelesaikan masalah dengan para pembunuh bejat itu—dan kita akan menyelesaikan masalah dengan mereka."

"Mengembalikan keempat jenazah ini memaksa kita untuk memastikan bahwa apa yang terjadi pada 7 Oktober tidak akan pernah terjadi lagi,” paparnya, yang menunjukkan niatnya untuk melanjutkan perang di Gaza, sebagaimana dikutip dari Anadolu, Jumat (21/2/2025).

Hamas mengatakan pasukan Israel bertanggung jawab atas kematian para sandera karena mengebom lokasi tempat mereka ditahan. Kelompok itu menekankan bahwa mereka memperlakukan tawanan secara manusiawi dan berusaha melindungi mereka.

Disebutkan bahwa serangan Israel yang sama yang menewaskan keempat tahanan itu juga menewaskan 17.881 anak Palestina dalam apa yang digambarkan Hamas sebagai “pengeboman kriminal Israel di Gaza.”

“Netanyahu sekarang berduka atas jenazah para tahanannya, mencoba menghindari tanggung jawab atas kematian mereka,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, menuduhnya menggunakan situasi itu untuk kelangsungan hidup politik.

Ancaman balas dendam Netanyahu terhadap Gaza muncul saat kemarahan publik Israel meningkat atas pemulangan para sandera dalam peti mati untuk pertama kalinya dalam kesepakatan pertukaran tahanan.

Reaksi keras tersebut memaksa Netanyahu membatalkan rencana menghadiri penerimaan jenazah, karena khawatir citra saat itu akan berbalik melawannya, menurut laporan media Israel.

Kubu pposisi Israel menyalahkan Netanyahu atas kematian empat sandera tersebut, dengan alasan dia menunda pertukaran tahanan selama berbulan-bulan untuk menghindari membahayakan koalisinya yang rapuh, yang mencakup menteri sayap kanan yang mendorong agar perang di Gaza terus berlanjut.

Kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku bulan lalu, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 48.300 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di daerah kantong Palestina tersebut.

Topik Menarik