Donald Trump Minta Rp16.247 Triliun kepada Mohammed bin Salman, Rp9.740 Triliun Masih Kurang
Dalam sambutan melalui konferensi video untuk Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada hari Kamis, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia mem berencana untuk menginvestasikan USD600 miliar (lebih dari Rp9.740 triliun) dalam ekonomi AS. Namun, dia mengatakan itu tidak akan cukup.
"Saya akan meminta Putra Mahkota [Mohammed bin Salman], yang merupakan orang yang fantastis, untuk membulatkannya menjadi sekitar USD1 triliun (lebih dari Rp16.247 triliun). Saya pikir mereka akan melakukannya karena kami telah sangat baik kepada mereka," kata Trump, yang dilansir Middle East Eye, Jumat (24/1/2025).
Faktanya, pengumuman dari Saudi Press Agency (SPA) bahwa kerajaan akan menginvestasikan USD600 miliar didasarkan pada transkrip istana kerajaan atas panggilan telepon hari Rabu antara Trump dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Ini adalah panggilan telepon pertama Trump dengan seorang pemimpin asing sejak pelantikannya pada Senin lalu.
"Putra mahkota menegaskan niat kerajaan untuk memperluas investasi dan perdagangannya dengan Amerika Serikat selama empat tahun ke depan, sebesar USD600 miliar, dan berpotensi lebih dari itu," tulis SPA.
Transkrip dari Gedung Putih atas panggilantelepon tersebut tidak menyampaikan rincian seperti itu.
“Kedua pemimpin membahas upaya untuk membawa stabilitas ke Timur Tengah, memperkuat keamanan regional, dan memerangi terorisme. Selain itu, mereka membahas ambisi ekonomi internasional Kerajaan Arab Saudi selama empat tahun ke depan, serta perdagangan dan peluang lain untuk meningkatkan kemakmuran bersama Amerika Serikat dan Kerajaan Arab Saudi,” bunyi pernyataan Gedung Putih.
Trump, dalam sambutannya via video untuk forum di Davos, juga mengatakan bahwa dia berencana untuk meminta Arab Saudi untuk “menurunkan harga minyak”, yang dapat mengarah pada terobosan yang akan mengakhiri perang Rusia di Ukraina, mengingat dampaknya yang menghancurkan pada pasar energi.
“Anda harus menurunkannya, yang, sejujurnya, saya heran mereka tidak melakukannya sebelum Pemilu. Itu tidak menunjukkan banyak cinta dengan tidak melakukannya,” kata Trump.
“Saya sedikit terkejut dengan itu. Jika harganya turun, perang Rusia-Ukraina akan segera berakhir. Saat ini, harganya cukup tinggi sehingga perang itu akan terus berlanjut,” paparnya.
“Kerajaan,” katanya, “sebenarnya sangat bertanggung jawab, sampai batas tertentu, atas apa yang sedang terjadi. Jutaan nyawa melayang.”
Yang tidak diperhitungkan Trump adalah kebutuhan Arab Saudi untuk menyelesaikan proyek-proyek besar seperti NEOM, landasan upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk menyapih ekonomi kerajaan dari ketergantungan pada pendapatan minyak.
Hingga kini, kerajaan membutuhkan petrodolar untuk menyelesaikan proyek-proyek seperti NEOM. Dana Moneter Internasional memperkirakan bahwa Arab Saudi membutuhkan harga minyak sebesar USD96 per barel untuk menyeimbangkan anggarannya, sekitar USD24 lebih rendah dari harga saat ini.
Trump mengatakan dalam pidatonya bahwa ketika harga minyak turun, dia juga akan menuntut agar suku bunga segera turun, dan demikian pula, suku bunga harus turun di seluruh dunia. “Suku bunga harus mengikuti kita,” ujarnya.
Orientalis Zionis: Erdogan Berambisi Kembalikan Kejayaan Kekaisaran Ottoman yang Benci Israel
Pada tahun 2017, selama masa jabatan pertamanya, kunjungan luar negeri pertama Trump adalah ke Arab Saudi. Kunjungan itu paling diingat karena keikutsertaan presiden dalam pertunjukan tari tradisional Saudi.
Pada hari Senin, Trump mengatakan bahwa dia mungkin akan pergi ke Arab Saudi lagi untuk kunjungan pertamanya ke negara asing, tetapi hanya jika harganya tepat.
"Saya melakukannya dengan Arab Saudi terakhir kali karena mereka setuju untuk membeli produk kami senilai USD450 miliar. Saya katakan saya akan melakukannya, tetapi Anda harus membeli produk Amerika, dan mereka setuju untuk melakukannya," katanya, seraya menambahkan bahwa ia akan pergi ke sana lagi jika kerajaan setuju untuk membeli lebih banyak.
"Ya, saya tidak tahu. Jika Arab Saudi ingin membeli 450 atau 500 lagi, kami akan menaikkannya untuk semua inflasi. Saya pikir saya mungkin akan pergi ke sana,” imbuh dia.
Baik Pemerintah AS maupun Kerajaan Arab Saudi tidak menjelaskan ke mana investasi Saudi yang masuk di AS akan digunakan, tetapi kunjungan beberapa minggu ke AS oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada bulan Maret 2018 menghasilkan pembelian yang signifikan di hampir semua perusahaan teknologi besar, termasuk aplikasi berbagi tumpangan seperti Uber dan Lyft.