Produksi Berlebih Kendaraan Listrik China Berisiko Picu Perang Dagang Baru
China dinilai sejumlah pihak sedang berusaha menggunakan produksi kendaraan listrik (EV) dalam jumlah besar sebagai Kuda Troya baru untuk menghancurkan persaingan di level global.
Laporan European Times , Rabu (4/9/2024), mengulas upaya Beijing tersebut. Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan Kanada mencoba melawannya dengan meningkatkan bea masuk atas impor China.
Ketika dunia melihat dominasi kemampuan manufaktur kendaraan listrik China, banyak negara bangkit untuk melawan kegilaan di mana produksi EV China sangat berlebihan dengan harga murah yang membunuh persaingan sehat di sektor tersebut.
Taktik bisnis China yang tidak adil ini telah menarik perhatian dunia dan banyak negara sekarang mengutuk Beijing karena tidak mengikuti aturan main yang benar.
Setelah AS, kini Kanada yang telah mengenakan tarif 100 persen pada EV buatan China. Alasan mengenakan tarif pada EV China sederhana, yaitu untuk menghalangi mereka menciptakan persaingan yang tidak memiliki etika bisnis.
Ottawa telah memutuskan untuk bekerja sama dengan sekutu, terutama Washington, untuk memastikan pembeli mobil tidak akan menderita karena praktik nonpasar negara-negara seperti China.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau baru-baru ini mengungkapkan bahwa negaranya akan mengenakan tarif 100 persen pada kendaraan listrik China, dan juga mengumumkan tarif 25 persen pada baja dan aluminium yang diimpor dari China.
"Saya pikir kita semua tahu bahwa China tidak bermain dengan aturan yang sama," kata Trudeau kepada awak media. Tarif akan berlaku mulai 1 Oktober 2024.
"Yang penting tentang ini adalah kita melakukannya secara selaras dan paralel dengan ekonomi lain di seluruh dunia," sebut Trudeau di sela-sela rapat kabinet tertutup selama tiga hari di Halifax, Nova Scotia.
Kedutaan Besar China di Ottawa belum menanggapi tindakan tegas yang diambil Kanada terhadap Beijing.
Produsen Kendaraan Listrik Terbesar
Saat ini China merupakan pembuat kendaraan listrik terbesar di dunia yang menguasai sekitar 58 persen kapasitas produksi global. Pada 2023 saja, Beijing telah mengekspor 1,5 juta kendaraan listrik.Mahkamah Pidana Internasional Keluarkan Surat Perintah Tangkap Netanyahu Atas Kejahatan Perang
Namun, yang disebut oleh pembuat kendaraan listrik dunia sebagai malpraktik adalah China terlibat dalam kelebihan kapasitas. Kelebihan kapasitas di sektor mana pun menunjukkan tingkat kapasitas industri dan tingkat yang lebih rendah menyiratkan bahwa kelebihan produksi merupakan hasil dari tingkat yang lebih rendah.
Produsen kendaraan listrik China menggunakan kelebihan kapasitas untuk memanfaatkan subsidi yang ditawarkan negara lain dengan membanjiri pasar mereka dengan kendaraan listrik murah, dan akibatnya menyingkirkan pemain lokal dari persaingan.
Trudeau telah mengisyaratkan dampak buruk bekerja sama dengan China. Sebagai tindakan balasan, dia ingin produsen kendaraan listrik China membayar denda karena mengikuti praktik bisnis yang salah di Kanada.
Ottawa, setelah kehilangan kepercayaan pada China, juga mempertimbangkan tarif untuk chip dan sel surya buatan China.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden juga menunjukkan kemarahannya dengan mengumumkan penggandaan tarif untuk kendaraan listrik China menjadi 100 persen, penggandaan bea masuk untuk semikonduktor dan sel surya menjadi 50 persen, serta tarif baru sebesar 25 persen untuk baterai lithium-ion dan barang strategis lainnyatermasuk baja, untuk melindungi perusahaan dari kelebihan produksi China.
Dengan cara yang sama, UE juga telah mengambil tindakan dengan mengenakan tarif hingga 36,3 persen untuk impor kendaraan listrik buatan China.
Tindakan terhadap China ini merupakan hasil tekanan dari bisnis lokal untuk menyiapkan lapangan bermain yang setara bagi pemain lain dan bukan hanya China saja yang menikmati manfaatnya.
Tarif EV China
VinaNadjibulla, wakil presiden penelitian dan strategi di Asia Pacific Foundation of Canada, saat berbicara kepada awak media mengatakan, Sektor otomotif Kanada dan AS terintegrasi sepenuhnya, dan masuk akal bagi Kanada untuk sepenuhnya selaras dan sejalan dengan AS dalam tarif ini.Hal Ini konsisten dengan agenda ekonomi dan keamanan nasional Kanada. Yang menjadi tanda tanya saat ini adalah bagaimana China akan bereaksi, ujarnya.
Menurut perkiraan, China telah menjadi rekan tepercaya Kanada dalam hal perdagangan, mitra dagang terbesar kedua dan bahkan telah melampaui AS.
Data dari pelabuhan terbesar Kanada di Vancouver menunjukkan impor mobil dari China melonjak 460 persen per tahun pada 2023 ketika Tesla mulai mengirimkan EV buatan Shanghai ke Kanada.
Namun muncul pertanyaan bagaimana tarif pada kendaraan listrik China akan berdampak pada pembeli di seluruh dunia dan dalam skenario khusus akan berdampak pada produsen kendaraan listrik utama Tesla, yang juga diproduksi di China sejak 2023, dan sedan kompak Model 3 dan model crossover Model Y diekspor dari Shanghai Gigafactory ke Kanada.
"Menanggapi tarif tersebut, saya berharap Tesla akan mengalihkan logistiknya dan berpotensi mengekspor mobil ke Kanada dari AS, papar Seth Goldstein, ahli strategi ekuitas di Morningstar.
Dia merujuk pada penurunan saham Tesla dan berkata, "Pasar kemungkinan bereaksi terhadap tarif dan mempertimbangkan potensi dampak laba jika Tesla harus mengekspor kendaraan ke Kanada dari basis produksi berbiaya tinggi di AS."
Perlu dicatat bahwa UE telah bersikap lunak terhadap Tesla dan mengurangi tarif sebesar 9 persen, lebih rendah dari 36,3 persen yang telah dikenakan pada impor kendaraan listrik China lainnya.
Perang Dagang Baru
Saham-saham China terpukul keras oleh tarif yang diberlakukan Kanada, AS, dan UE. Laporan mengungkapkan bahwa indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 dan Shanghai Composite China masing-masing turun 0,6 dan 0,2, sementara indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,5.Saham-saham raksasa kendaraan listrik China seperti BYD Co, NIO Inc, dan Li Auto Inc anjlok setelah Kanada mengumumkan bea masuk 100 persen untuk kendaraan listrik China, termasuk yang diimpor oleh Tesla. Saham Tesla turun 3,2 dalam perdagangan semalam.
China untuk saat ini merasa aman karena pasar kendaraan listrik Kanada relatif lebih kecil dalam hal ekspor dibandingkan dengan seluruh Eropa.
Namun tindakan keras Kanada masih membuat China kesal dengan mengisyaratkan perang dagang baru dengan Barat karena China mungkin juga meniru tindakan tersebut dengan mengenakan tarif pembalasan.
Saat ini, Kanada sedang mencoba menghidupkan kembali pembuat kendaraan listrik lokalnya dengan menandatangani kesepakatan bernilai miliaran dolar dan membangun rantai pasokan kendaraan listrik yang dapat meningkatkan kapasitas manufakturnya.