Sel Punca Bantu Penyembuhan Penyakit Degeneratif, Kemenkes Dukung Penelitiannya

Sel Punca Bantu Penyembuhan Penyakit Degeneratif, Kemenkes Dukung Penelitiannya

Gaya Hidup | inews | Sabtu, 28 September 2024 - 14:41
share

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Kesehatan mendukung penelitian dan pengembangan terkait sel punca di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sel punca dapat membantu penyembuhan penyakit degeneratif. 

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan, terapi sel punca memiliki potensi besar dalam pengobatan regeneratif, yang dapat menyembuhkan jaringan yang rusak, memulihkan fungsi organ, dan mengobati penyakit kronis atau yang sulit disembuhkan.

"Namun, dengan potensi besar ini, kita juga punya tanggung jawab untuk memastikan setiap produk dibuat dengan presisi, penuh kehati-hatian, dan mengikuti protokol keamanan yang ketat," ujar Prof Dante melalui keterangan belum lama ini.

Maka itu, dia menekankan pentingnya penerapan protokol keamanan yang ketat dalam pengolahan sel punca atau stem cell. Pernyataan ini disampaikan pada peresmian Daewoong Biologics Indonesia (DBI) di Cikarang. "Setiap proses mulai dari penelitian dan pengembangan hingga produksi, harus mengikuti aturan ketat dan standar internasional," kata Prof Dante.

Dia menjelaskan, Kemenkes mendukung pengembangan pengobatan berbasis sel punca berkualitas tinggi. Melalui Daewoong Biologics Indonesia (DBI), Prof Dante berharap, sel punca dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan kimia. 

Kementerian Kesehatan telah memberikan izin kepada DBI untuk fasilitas pemrosesan sel punca pada Januari tahun ini. Sembilan bulan kemudian, perusahaan memeroleh sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), yang memungkinkan untuk memasok sel punca berkualitas tinggi ke Indonesia.

"Sertifikasi CPOB, menunjukkan perusahaan beroperasi pada standar tertinggi. Hal ini merupakan jaminan akan kepercayaan dan kualitas kepada masyarakat," kata Prof Dante.

Dia menambahkan, Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam menangani penyakit-penyakit katastropik seperti penyakit jantung, kanker, stroke, dan gagal ginjal. Pada 2022, tercatat lebih dari 23 juta kasus penyakit katastropik sehingga memberikan beban besar baik dari sisi kesehatan maupun finansial.

Terapi sel punca menjadi penting karena adanya perbedaan individu dalam tingkat keparahan penyakit dan kemampuan penyembuhan. Hal ini mendorong pergeseran dari pendekatan “satu solusi untuk semua masalah” menjadi pengobatan yang presisi atau personal. "Bagi pasien yang akan menerima terapi, ini adalah harapan baru, untuk meningkatkan kualitas hidup, memulihkan kesehatan, dan menawarkan solusi di mana sebelumnya tidak ada,” ujar Prof Dante.

Sementara itu, Shawn Park CEO Daewoong Pharmaceutical mengatakan, sebagai mitra inovasi, Daewoong bertujuan untuk tumbuh bersama industri farmasi dan biofarmasi Indonesia. Kami akan mentransfer teknologi sel punca mutakhir kami ke Indonesia dan melakukan segala upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia," kata Shawn.

Maka itu, lanjut dia, usai mendapatkan sertifikasi GMP, perusahaan farmasi ini telah mengambil langkah dalam proyek penelitian dan pengembangan berskala besar, bekerja sama dengan industri farmasi dan biofarmasi Indonesia.

Dia menambahkan, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia sangat tinggi, secara resmi Indonesia memasuki era penuaan penduduk. Karena peningkatan populasi yang menua menyebabkan peningkatan penyakit degeneratif, seperti osteoarthritis pinggul, kanker, dan gangguan otak. Maka itu penting industri farmasi mengantisipasi lonjakan permintaan yang signifikan untuk terapi sel punca.

"Kami berkomitmen memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Kami memasok sel
punca berkualitas tinggi ke 14 rumah sakit yang ditunjuk di Indonesia. Sel punca ini dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang sulit diobati dengan obat-obatan kimia," katanya.

Berdasarkan hal ini, Daewoong memperkenalkan berbagai sel punca seperti sel punca yang berasal dari tali pusat dan sel punca yang berasal dari jaringan lemak, serta memperluas jaringan untuk mencakup sel eksosom dan sel imun guna menyediakan pilihan pengobatan yang inovatif bagi pasien Indonesia.

Topik Menarik